Iduladha 2023

Tren Kenaikan Inflasi saat Iduladha Lebih Rendah dari Idulfitri

Direktur Statistik Harga BPS Windhiarso Putranto mencatat, terdapat perbedaan pola konsumsi dan inflasi dalam perayaan Idulfitri dan Iduladha.

Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) saat meninjau pasar besar Palangka Raya. (andre/apahabar.com)

apahabar.com, JAKARTA - Direktur Statistik Harga Badan Pusat Statistik (BPS) Windhiarso Putranto mencatat, terdapat perbedaan pola konsumsi dan inflasi dalam perayaan Idulfitri dan Iduladha.

"Konsumsi masyarakat Indonesia cenderung lebih besar saat Idulfitri daripada Iduladha," ujarnya dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang di gelar secara daring oleh Kemendagri, Senin (19/6).

BPS Mencatat, saat Idulfitri bulan April 2023, inflasi berada diangka 0,33 secara month to month (mtm). Sedangkan jelang Iduladha tahun ini, angka inflasi berada di 0,09.

Tahun sebelumnya, saat Idulfitri bulan Mei 2023, angka inflasi di angka 0,95 secara month to month (mtm). Sedangkan Iduladha pada Mei 2022, angka inflasi berada di 0,64.

Baca Juga: Komoditas Bawang Merah, Mentan: Bisa Jaga Tingkat Inflasi

"Potensi inflasi dari sisi permintaan pada periode Iduladha masih dibawah periode Lebaran dan Idulfitri," terangnya.

Windhiarso memaparkan, potensi inflasi dari sisi penawaran (cost push inflation) sangat dipengaruhi oleh pasokan dari produsen dan stok barang di tingkat pedagang.

"Jika Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) bertepatan dengan panen raya komoditas, khususnya bahan pangan, maka inflasi dapat diredam," ujarnya.

Pada periode perayaan Iduladha di Indonesia, masyarakat cenderung tidak meningkatkan konsumsinya sehingga cenderung tidak terjadi dorongan potensi inflasi akibat permintaan.

"Sehingga tren inflasi saat Iduladha lebih rendah dari Idulfitri," pungkasnya.