Kalsel

Tren Covid-19 di Kalsel Naik Minggu Kedua Juni, Banjarmasin Jangan Lengah!

apahabar.com, BANJARMASIN – Tren kasus Covid-19 di Kalimantan Selatan kembali mengkhawatirkan. Tim Pakar Covid-19 Universitas Lambung…

Oleh Syarif
Banjarmasin wajib waspada Covid-19. Foto-Istimewa

apahabar.com, BANJARMASIN – Tren kasus Covid-19 di Kalimantan Selatan kembali mengkhawatirkan.

Tim Pakar Covid-19 Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Hidayatullah Muttaqin merilis, terjadi kenaikan tren kasus dua Minggu terakhir di Juni lalu.

Muttaqin memaparkan, konfirmasi positif Covid-19 di Kalsel pada bulan Juni bertambah sebanyak 1.317 kasus di mana yang baru sembuh mencapai 1.337 orang dan meninggal 51 jiwa.

Secara umum jumlah kasus pada bulan Juni lebih rendah dibandingkan bulan Mei di mana untuk kasus positif berkurang 27 persen dan kasus kematian menurun 31 persen.

“Meskipun demikian, dalam dua minggu terakhir dari 2 Juli 2021 terjadi tren peningkatan kasus yang mengkhawatirkan,” ujarnya.

Karena tren tersebut searah dengan situasi nasional dan regional jika dibandingkan dengan perkembangan di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.

“Gelombang ketiga pandemi Covid-19 mengancam kita jika lengah dan mengabaikan usaha mitigasinya,” imbuh Dosen Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan ULM ini.

Lebih lanjut diterangkannya, perkembangan mingguan kasus positif Kalsel pada 26 Juni – 2 Juli dibandingkan 12-18 Juni bertambah sebanyak 120 persen dan kematian meningkat 44 persen.

Sedangkan jumlah kasus aktif pada 2 Juli dibanding 18 Juni naik sebesar 43 persen. Tren peningkatan kasus di Kalsel disebabkan naiknya angka positivitas per minggu dari 15 persen pada 18 Juli menjadi 19 persen di 2 Juli.

Akibat peningkatan kasus tersebut, angka ketersediaan kasur atau Bed Occupancy Rate (BOR) provinsi naik dari 24 persen pada 18 Juli menjadi 34 persen.

Adapun indikator rasio kasus seperti rasio kasus aktif dari 18 Juni ke 2 Juli bertambah sebesar 0,75 persen menjadi 2,62 persen.

Rasio kesembuhan menurun -0,74 persen menjadi 94,43 persen dan rasio kematian turun -0,01 persen menjadi 2,95 persen.

Pada tingkat daerah, sebanyak 9 daerah mengalami peningkatan jumlah kasus konfirmasi yang lebih tinggi pada pekan terakhir (26 Juni – 2 Juli) dibandingkan satu pekan sebelumnya (19-25 Juni).

Tingkat positivitas hasil tes per minggu pada 2 Juli dibandingkan 25 Juni pada seluruh kabupaten dan kota juga meningkat antara 2 hingga 20 persen.

Daerah paling rendah tingkat positivitasnya pada 2 Juli adalah Balangan sekitar 9 persen sedangkan yang paling tinggi Banjarbaru 41 persen.

Tingkat ketersediaan tempat tidur Covid-19 pada 8 wilayah mengalami kenaikan antara 1 persen hingga 22 persen. BOR paling tinggi di Tanah Bumbu mencapai 100 persen.

Tren peningkatan kasus, tingkat positivitas dan BOR Covid-19 ini harus mendapat perhatian khusus di tengah ancaman masuk dan menyebarnya varian Delta di Kalsel.

Daerah ibu kota provinsi dan sekitarnya harus diperketat lebih kuat dibanding daerah lainnya.

“Jangan sampai ada anggapan kasus di Banjarmasin rendah sehingga tidak dilakukan strategi penurunan mobilitas, peningkatan 5M dan 3T,” imbuh Muttaqin.

Sebab berkaca pada pengaman Jakarta, jika varian Delta sudah masuk dan menyebar di daerah ibukota hanya diperlukan waktu selama dua minggu untuk meledakkan kasus nasional.

“Artinya jika kita lengah di Banjarmasin dan sekitarnya dan kemudian kondisi memburuk dampaknya akan sangat cepat ke seluruh Kalsel,” pungkasnya.