News

Transisi Energi di Indonesia, Luhut: Bukan Tugas Mudah, Sembari Menjaga Pertumbuhan Ekonomi

apahabar.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan industri minyak dan…

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan. Foto: Antara

apahabar.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan industri minyak dan gas masih strategis bagi pembangunan ekonomi Indonesia.

Peran industri migas menurutnya siginifikan seiring dengan keterlibatan Indonesia dalam mendukung Perjanjian Paris (Paris Agreement) guna untuk mencapai nol emisi karbon pada 2050.

"Ini bukan tugas yang mudah - karena kita harus menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia, dan pada saat bersamaan, pertumbuhan ini akan membutuhkan sumber energi yang melimpah, terjangkau, dan andal," katanya di IPA Convex yang diselenggarakan di Jakarta Convention Centre, Rabu (21/9).

Meski begitu, kata Luhut, penyediaan energi bersih sangat dibutuhkan untuk membantu upaya transisi energi baru terbarukan dalam bauran energi.

Sampai saat ini, meski tengah terjadi konflik militer antara Rusia dan Ukraina, pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam tiga kuartal terakhir mencapai lebih dari 5% di tengah kondisi dunia belum stabil karena pandemi Covid-19.

"Ini capaian yang mengesankan dibandingkan dengan tetangga kita dan bahkan negara-negara maju. Saya mengapresiasi semua pihak, termasuk industri migas, yang telah mendukung pencapaian tersebut," terangnya.

Luhut menambahkan kondisi ekonomi Indonesia saat ini yang membuat investor ingin berinvestasi di Indonesia. Terlebih, saat ini Indonesia menjadi negara memiliki iklim yang lebih terbuka dibandingkan sebelumnya.

"Inisiatif hilirisasi yang diinstruksikan Presiden Jokowi ke beberapa sektor telah disusul oleh lebih banyak aliran investasi ke dalam negeri,"tuturnya.

Kemudian, imbuh Luhut, ketersediaan dan keamanan energi menjadi lebih semakin penting guna mendukung pertumbuhan Indonesia. Berdasarkan Nationally Determined Contribution peta jalan penurunan emisi disusun dan dilaksanakan dengan baik.

Hal tersebut perlu dilakukan guna untuk mendorong investasi baru dan eksplorasi baru, khususnya di Indonesia bagian timur. Karena itu, penggunaan teknologi penangkapan karbon di sektor minyak dan gas, termasuk fasilitas lainnya yang sulit didekarbonisasi.

Luhut juga memaparkan saat ini beberapa industri migas menemukan sumber minyak baru. Salah satunya Premier Oil yang menemukan lapangan gas baru di lepas pantai Aceh.

Sedangkan Pertamina Hulu Rokan telah menyelesaikan lebih dari 350 sumur baru dalam waktu satu tahun setelah akuisisi. Adapun Blok Cepu ExxonMobil akan mengebor lebih banyak sumur klastik dan infill.

"Kami ingin bisnis ini tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat Indonesia melalui transfer teknologi dan peningkatan kapasitas. Tetapi juga memberikan keuntungan yang baik bagi para investor," pungkasnya.