Transisi Energi

Transformasi Digital di Ketenagalistrikan Penting untuk Transisi Energi

Transisi energi yang berkelanjutan tak terelakkan saat ini, hampir semua negara sudah memulai transisi energi hijau.

ketua asosiasi proteksi energi Bima Putrajaya di Hotel westin, Jakarta, Rabu (1/3). (Foto: apahabar.com/ Leni)

apahabar.com, JAKARTA - Transisi energi yang berkelanjutan tak terelakkan saat ini, karena banyak negara di dunia sudah beralih pada transisi energi hijau.

Transisi energi dilakukan secara bertahap untuk mengurangi penggunaan energi fosil agar beralih ke energi bersih dalam rangka terciptanya kemandirian energi nasional.

Ketua Asosiasi Proteksi Energi Bima Putrajaya mengamini pentingnya transisi energi. Menurutnya, perkembangan transisi energi perlu diiringi dengan transformasi digital di ketenagalistrikan.

"Dalam memasuki era grid edge diperlukan adaptasi skema bisnis kelistrikan harus sesuai dengan perkembangan teknologi, baik dari segi tantangan maupun peluang yang akan dihadapi," kata Bima saat ditemui di Hotel westin, Jakarta, Rabu (1/3).

Baca Juga: Sri Mulyani: Prinsip Adil Penting Dalam Transisi Energi

Menurutnya, pertumbuhan konsumsi listrik terus mengalami peningkatan. Hal itu ada kaitannya dengan skenario transisi energi menuju net zero emission tahun 2060. Nantinya Indonesia akan bertumpu pada kebangkitan listrik energi terbarukan yang akan membawa perubahan besar dalam ketenagalistrikan.

"Listrik akan menjadi pusat dari pada transisi tersebut," ungkapnya.

Bima menegaskan, komitmen Indonesia menargetkan percepatan transisi energi pada tahun 2060, dengan catatan adanya dukungan internasional untuk pendanaan, teknologi dan tidak mengganggu availability serta affordability.

Sementara itu, Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PT PLN (persero) Hartarto Wibowo menjelaskan adanya relevansi yang erat antara bisnis ketenagalistrikan dengan transisi energi.

Baca Juga: Alih-Alih Transisi Energi, JETP Dukung Hilirisasi Batu Bara

"Tentunya ada relevansi yang kuat dengan isu global dan kebijakan pemerintah saat ini untuk mewujudkan energi hijau yang berkelanjutan," ujar Hartarto.

Menurutnya, komitmen ini harus dijalankan dengan melibatkan berbagai pihak baik dari segi pemerintah maupun diluar pemerintah. Kemudian secara bersama-sama berkomitmen mengambil langkah-langkah strategis, terukur dan berkelanjutan untuk mencapai zero net emission 2060.