Hot Borneo

Transaksi E-katalog Kalsel Masih Minim, Menko Luhut Sebut 5 Kabupaten/Kota Belum Tayang

apahabar.com, BANJARMASIN – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan gencar mendorong daerah untuk…

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat menghadiri pembukaan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (GBBI) Kalsel di Taman Siring Nol Kilometer Banjarmasin, Jumat (22/7). Foto: Istimewa

apahabar.com, BANJARMASIN – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan gencar mendorong daerah untuk masukkan produk lokal tayang di e-katalog.

Dihadapan Gubernur Sahbirin Noor dan Menteri dalam Negeri, Luhut menyebut transaksi e-katalog di Kalsel masih minim. Ia mencacar transaksinya baru sekitar 140 juta dari 70 etalase yang sudah tayang.

“Catatan kedua, masih ada lima Kabupaten/Kota di Kalsel yang belum menayangkan e-katalog lokal,” kata Menko Luhut saat pembukaan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (GBBI) Kalsel di Taman Siring Nol Kilometer Banjarmasin, dengan tema “Jelajahi Warna Warni Kalimantan Selatan”, Jumat (22/7).

Meski Menko Luhut tak menyebut spesifik 5 daerah yang belum menanyangkan e-katalog, namun ia meminta para kepala daerah segera bergerak.

Sebab Pemerintah Pusat kini menargetkan 1 juta produk dalam negeri masuk dalam e-kategori hingga akhir 2022 mendatang.

Menurut Menko Luhut, ada banyak keuntungan yang bisa didapat jika target tersebut bisa dicapai. Misalnya, negara akan lebih hemat menghemat 20-25 persen. Selain itu, akan banyak lapangan pekerjaan yang tercipta dan kereasi anak bangsa bisa berkembang.

“E-katalog dapat mencegah korupsi karena harga yang ditampilkan sudah jelas,” imbuh Menko Luhut.

Dalam survei yang dibuat BPS, jika angka transaksi bisa e-katalog menyentuh Rp 400 triliun, maka tidak kurang 2 juta lapangan kerja akan tercipta. Maka dari itu Menko Luhut meminta pemerintah Kalsel agar meningkatkan angka transaksi tersebut.

Secara garis besar luhut juga menyampaikan target GBBI terdapat peningkatan sebesar 11,5 juta unit UMKM onboarding ke ekosistem digital sejak Mei 2020 hingga Juni 2022. Kini total UMKM onboarding mencapai 19,5 juta unit.

Produk yang paling laku adalah kuliner, fesyen,
kosmetik dan perlengkapan rumah. Pasar di ekosistem digital memberi ruang yang sangat luas dalam berkompetisi.

“Kalimantan Selatan punya potensi yang beragam, ada Pasar Terapung, kain sasirangan, kuliner soto banjar, dan lainnya. Harus kita dorong untuk go digital, baik dari sistem pembayaran maupun pemasaran,” sambungnya.

Sementara Gubernur Kalsel, Sabirin Noor mengatakan ekonomi Kalsel tumbuh positif yakni 3,4 persen (yoy).

UMKM, kata Sabirin juga banyak menopang ekonomi di Banua. Hal itu lah yang kemudian menjaga kestabilan ekonomi daerah.

“Melalui kampanye GBBI ini kami berharap dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penguatan umkm, termasuk mengajak masyarakat di kalsel dan indonesi agar selalu bangga menggunakan produk lokal,” kata Gubernur Sabirin.

Menurutnya acara ini adalah bentuk nyata dukungan sinegi Kementerian Kelautan dan Perikanan, Bank Indonesia, Pemprov Kalsel untuk memulihkan ekonomi dan meningkatkannya.

Ia juga mengapresiasi acara tersebut agar kemudian hari dapat berlanjut dan dikembangkan.

Sebelumnya, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Imam Subarkah, mengatakan BI mendorong 67 UMKM terbaik itu agar bisa mengakses pembiayaan, yaitu melakukan one on one meetting UMKM dengan Bank Himbara dan Bank Syariah Indonesia.

“Hasilnya, terdapat enam UMKM binaan BI Kalsel yang telah mengajukan pembiayaan baru di tahun 2022 dengan nominal lebih dari Rp 500 juta,” terang Imam.

Sedangkan, dari sisi pemerintah provinsi, melalui Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kalsel Rusdi Hartono mengatakan pihaknya memberikan sejumlah dukungan, misalnya, 25 bazar UMKM, gebyar pasar murah, atraksi Pasar Terapung dan pojok kopi andalan Kalimantan Selatan.

“Kita juga siapkan pos pengamanan dan pos kesehatan dan gerai sertifikasi halal,” ujarnya.

Terkait tema, kata dia, mengandung pesan keanekaragaman dalam hal kuliner berbahan ikan, corak batik sasirangan, aneka produk UMKM, dan kekayaan budaya asli Kalimantan Selatan.