Hot Borneo

Tradisi Mangayu di Sari Gadung Tanah Bumbu, Tak Lekang Digerus Waktu

apahabar.com, BATULICIN – Hidup di zaman yang serba praktis, warga Desa Sari Gadung di Kecamatan Simpang…

Tradisi Mangayu di Desa Sari Gadung Kecamatan Simpang Empat Tanah Bumbu. Foto: apahabar.com/Syahriadi

apahabar.com, BATULICIN – Hidup di zaman yang serba praktis, warga Desa Sari Gadung di Kecamatan Simpang Empat, Tanah Bumbu, masih kuat mempertahankan salah satu tradisi mangayu.

Mangayu yang berarti mencari kayu, biasanya dilakukan warga Sari Gadung menjelang resepsi perkawinan atau hajatan besar lain.

Beberapa hari sebelum hari pelaksanaan, warga berbondong-bondong ke hutan desa membawa peralatan seperti parang dan gergaji.

Kemudian mereka mengumpulkan kayu-kayu itu untuk dijadikan api tungku memasak. Adapun kayu yang dicari
biasanya dari alaban, akasia dan karet.

Seperti yang dilakukan di rumah Ibad dan Ilui di Desa Sari Gadung, Minggu (29/5). Kebetulan mereka akan menggelar hajatan perkawinan.

“Mangayu ini sudah tradisi setiap menjelang acara besar. Meski sekarang sudah mulai pudar, kami masih mangayu,” papar Fahri, salah seorang warga Sari Gadung.

Mangayu juga dinilai masyarakat setempat sebagai ajang silaturrahmi, sekaligus melestarikan budaya bergotong-royong.

Usai mencari di hutan, kayu dikumpulkan di rumah si pelaksana hajat. Kegiatan dilanjutkan dengan memotong dan membelah dengan menggunakan kapak atau biasa disebut manungkih kayu.

“Kayu yang besar-besar ditungkih menggunakan kapak agar lebih mudah digunakan untuk menyalakan api,” imbuh warga lain bernama Akhmad Arifin.

Ketika kaum pria sibuk batungkih kayu, sejumlah wanita juga bergotong-royong mempersiapkan hidangan makan siang untuk disantap bersama.

Biasanya hidangan yang disuguhkan adalah nasi, ikan asin dengan sayur umbut kelapa dan sayur waluh bersantan.