Peremajaan Sawit Rakyat

Tingkatkan Produktivitas, Kementan Dorong Program Kemitraan 'PSR'

Kementan menghadirkan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) untuk meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit rakyat.

Ilustrasi lahan sawit. Foto: Sinar Mas.

apahabar.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) menghadirkan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) untuk meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit rakyat. Caranya dengan cara mengganti tanaman tua atau tidak produktif dengan bibit baru yang lebih berkualitas.

Ketua Koperasi Sawit (Kopsa) Berkat Ridho Bersama Kabupaten Kampar, Riau H Misdan mengungkapkan program PSR dan pendampingan agronomi intensif yang diberikan berperan penting dalam peningkatan produktivitas lahan para petani.

"Produktivitas lahan petani yang tergabung dalam program PSR pola kemitraan ini semakin membaik. Dulu cara pengelolaan lahan kami tak memenuhi standar agronomi, sehingga hasil produksinya pun rendah," ujar Misdan melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (16/3).

Pada pelaksanaannya, pemerintah mengajak berbagai pihak untuk berkolaborasi. Salah satu bentuk penerapan program PSR di lapangan adalah pola kemitraan yang melibatkan koperasi tani dan perusahaan perkebunan kelapa sawit.

Baca Juga: Peremajaan Sawit Rakyat, Menko Airlangga: Kita Bantu Skema Kemitraan

Melalui pola ini, para petani bukan hanya disediakan bibit unggul untuk keperluan penanaman kembali (replanting), tetapi juga diberikan pendampingan teknis budi daya dan kepastian penyerapan hasil panen sesuai harga yang ditetapkan oleh pemerintah.

Sejak replanting pada 2015-2017 dengan total luas lahan 351,78 hektare, produktivitas Kopsa Berkat Ridho Bersama berubah signifikan.

Hasil panen tandan buah segar (TBS) menunjukkan peningkatan dua kali lipat, dari yang semula berkisar 10 ton/hektare/tahun, menjadi 23,43 ton/hektare/tahun pada rata-rata usia tanaman 6 tahun. Diperkirakan, pada usia tanaman 10-20 tahun, potensi produksi dapat mencapai 30 ton/hektare/tahun.

Program PSR pola kemitraan juga berlangsung di Desa Lubuk Pandan, Kecamatan Muara Lakitan, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan.

Baca Juga: Kembangkan Sawit Berkelanjutan, Mentan: Pemerintah Dukung Gapki

Para petani yang tergabung dalam Koperasi Serba Usaha (KSU) Al-Faiz Mandiri melakukan replanting di lahan seluas 845,58 hektare yang prosesnya dimulai pada akhir tahun 2017.

Ali Mustain, salah satu petani yang terlibat dalam program PSR pola kemitraan ini, merasakan perkembangan ekonomi yang signifikan.

"Sebelum ada PSR, di desa ini hanya ada sepeda sebagai alat transportasi. Kini semua pakai motor, berjejer di depan rumah dan di jalan. Tiap bulan, ada saja motor baru yang dibeli. Bahkan ada yang beli mobil. Ini bukti ada peningkatan kesejahteraan warga dari PSR ini," katanya pula.

Ia optimistis bahwa potensi sektor perkebunan dapat menjadi tumpuan peningkatan kesejahteraan warga dan kemajuan desa.

Baca Juga: Jadi Acuan Harga CPO Global, Indonesia Bentuk Bursa Khusus Sawit

Kopsa Berkat Ridho Bersama dan KSU Al-Faiz Mandiri merupakan dua di antara para mitra Sinar Mas Agribusiness and Food dalam implementasi program PSR. Perusahaan dan para mitranya telah melakukan program PSR di area tanam seluas 7.103 hektare. Area tanam itu tersebar di lima provinsi yakni Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, dan Lampung.

Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Andi Nur Alam Syah menilai, Sinar Mas sebagai salah satu pihak yang menunjukkan komitmen serta konsistensi dalam pengembangan program PSR.

Menurutnya, perusahaan telah melakukan upaya-upaya yang sejalan dengan visi Direktorat Jenderal Perkebunan untuk mendorong peningkatan produktivitas kelapa sawit nasional.

Andi menilai, program PSR merupakan momentum perbaikan tata kelola perkebunan sawit rakyat secara berkelanjutan, yang pada akhirnya berdampak positif bagi kesejahteraan rakyat.

Baca Juga: Peremajaan Sawit Rakyat, Mentan: Jaga Resiliensi Perkebunan

Ia memandang PSR lebih dari sekadar pergantian tanaman, tetapi perlu menciptakan inovasi, pengoptimalan sumber daya lahan, serta pemberdayaan petani.

"Saya mengajak kepada semua pihak untuk membangkitkan program PSR dan perbaikan tata kelola sawit. Diharapkan, sawit Indonesia yang berkelanjutan akan terwujud melalui sinergi multipihak, sehingga dapat mendorong peningkatan produksi, nilai tambah, dan daya saing kelapa sawit Indonesia," pungkasnya.