Perekonomian Digital

Tingkatkan Daya Saing UKM, ILO Luncurkan Program Transformasi Digital

Sektor keuangan inklusif bagi UKM berkolerasi positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesempatan kerja.

Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) meluncurkan pelaksanaan tahap kedua program “Mempromosikan Usaha Kecil dan Menengah melalui Akses Pelaku Wirausaha terhadap Jasa Keuangan (Promise II Impact) di Jakarta (2/3). Foto: ILO

apahabar.com, JAKARTA – Sektor keuangan inklusif bagi UKM berkolerasi positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesempatan kerja, terutama di masa pascapandemi menjadi kebutuhan mendesak.

Untuk itu, ILO dengan dukungan Sekretariat Negara Swiss untuk Bidang Perekonomian (SECO) terus mempromosikan perekonomian digital dan mendorong transformasi digital bagi UKM dan jasa keuangan melalui penerapan program Promise II Impact.

Direktur ILO untuk Indonesia Michiko Miyamoto mengatakan UKM memainkan peran penting dalam menciptakan pekerjaan yang layak dan produktif di negara ini. Sayangnya, UKM masih menghadapi tantangan dalam mengakses pasar dan jasa keuangan.

UKM selama ini berperan penting dalam mencapai pekerjaan yang layak dan produktif mengingat mereka mencakup dua pertiga dari total pekerjaan dan menciptakan banyak pekerjaan baru,"ujarnya.

Baca Juga: Tingkatkan Kapasitas UKM, RI Dapat Hibah 5,5 Juta Dolar dari Korea

Karenanya, mempromosikan UKM telah menjadi salah satu prioritas ILO untuk mendukung mereka meningkatkan daya saing dan produktivitas serta mempercepat pemulihan bisnis melalui digitalisasi.

Program ini, menurut Michiko turut mendukung prioritas pemerintah Indonesia mempromosikan ekonomi digital serta sejalan dengan kebijakan terkait pemulihan ekonomi pascapandemi dengan mendorong transformasi digital dan meningkatkan inklusi keuangan, termasuk pendanaan UKM.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Manajer Program Promise II Impact Djauhari Sitorus memastikan perlunya peningkatan kapasitas dan memberikan dukungan teknologi digital bagi Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sebagai sasaran utama, dengan sasaran tambahan kepada pelaku UKM dan pemberi layanan pengembangan usaha.

Harapannya melalui teknologi digital, akses terhadap layanan keuangan dapat menjangkau masyarakat di pedesaan dan wilayah terpencil, termasuk kelompok masyarakat berpenghasilan rendah dan UKM.

Baca Juga: Digitalisasi Keuangan di Indonesia, OJK: Berdampak Besar bagi UMKM

"Kita membutuhkan proses transformasi digital yang baik dan efektif dari para pelaku jasa keuangan dan UKM sehingga bisa meningkatkan akses UKM terhadap keuangan digital melalui jasa keuangan," ujarnya.

Program Promise II Impact yang dilaksanakan hingga tahun 2025 merupakan kelanjutan dari tahap pertama Promise Impact yang berupaya mempromosikan pengembangan UKM dan memberikan mereka akses yang lebih besar kepada jasa keuangan.

Pada kesempatan itu, Wakil Duta Besar Kedutaan Swiss di Indonesia Philippe Strub menyatakan dukungkannya terhadap pengembangan UKM di Indonesia. Menurutnya, UKM  merupakan tulang punggung perekonomian negara. Untuk itu, akses terhadap keuangan dan mendorong transformasi digital perlu dilakukan.

"Kami meyakini bahwa Promise II Impact akan memberikan kontribusi yang signifikan bagi agenda inklusi keuangan Indonesia dan mendukung UKM mewujudkan potensi pertumbuhan mereka," katanya.