Jelang Piala Asia 2023

Timnas Dibantai Libya, Shin Tae-yong: Jangan Khawatir Indonesia!

Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong menyebut kekalahan telak dari Libya tidak ada artinya melainkan hanya menjadi tolak ukur kondisi pemain untuk kedepannya.

Shin Tae-yong berharap suporter Timnas Indonesia bisa datang memenuhi SUGBK untuk mendukung skuad Garuda di Piala AFF 2022 (Foto: apahabar.com/Bambang S)

apahabar.com, JAKARTA - Timnas Indonesia dibantai Libya 0-4 dalam laga uji coba di Stadion Titanic Mardan Stadium, Selasa (2/1) malam. 

Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong menyebut kekalahan tersebut tidak ada artinya. Ia menilai laga ini hanya menjadi tolak ukur kondisi pemain untuk kedepannya.

“Jadi memang saya tidak berikan arti apa-apa untuk pertandingan kemarin, hanya mau ngecek aja kondisi para pemain seperti apa tanpa melihat skor pertandingan kemarin,” ungkap Shin Tae-yong kepada awak media.

Baca Juga: Telak! Indonesia Kalah 0-4 dari Libya di Laga Uji Coba

Shin Tae-yong sendiri menyebutkan bahwa pasca-kekalahan tersebut timnas Indonesia bisa fokus mempersiapkan pertandingan yang sesungguhnya.

Apalagi, skuat Garuda masih memiliki jadwal bertanding melawan Libya pada Jumat (5/1) dan meladeni Iran pada Selasa (9/1).

“Mulai dari hari ini kita akan fokus ke pertandingan di tanggal 5 sampai tanggal 9 juga ada pertandingan,” jelas Shin Tae-yong.

Pelatih asal Korea Selatan tersebut mengungkapkan kepada seluruh warga negara Indonesia dan juga penggemar timnas untuk tidak khawatir atas kekalahan tersebut.

Baca Juga: Blunder 2 Kali, Justin Hubner Ngeluh Kesulitan Debut dengan Timnas

“Kita fokus ke pertandingan tanggal 15, jadi para fans tidak perlu khawatir masalah kekalahan kemarin. Memang para fans sepak bola Indonesia pasti kecewa berat karena kita kalah lawan Libya dengan skor 4-0,” ungkap Shin Tae-yong.

Sebab Shin Tae-yong hanya menguji stabilitas stamina tim pasca latihan fisik yang diterapkan sebelumnya.

Meski menelan kekalahan, catatan penampilan timnas Indonesia cukup baik dalam segi statistik. Hal itu terlihat dengan penguasaan bola hingga 60 persen dibandingkan Libya.