Perekonomian Indonesia

Timnas AMIN: Ekonomi Indonesia Kuat, tapi Terjebak Utang

Sekretaris Dewan Pakar Tim Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), Wijayanto Samirin menyebut ekonomi Indonesia kuat. Tapi terjebak utang.

Kapten Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) Muhammad Syaugi. Foto: Istimewa.

apahabar.com, JAKARTA - Sekretaris Dewan Pakar Tim Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), Wijayanto Samirin menyebut ekonomi Indonesia kuat. Tapi terjebak utang. Bahkan, pemerintah Indonesia harus utang terlebih dahulu demi membayar utang lama.

"Kita sudah masuk kategori terjebak utang, debt trap. Kalau tidak berutang kita tidak bisa survive. Untuk bayar bunga pun kita saat ini harus utang," kata Wijayanto saat ditemui di Jakarta, Selasa (16/1).

Karena itu, kata dia, Anies-Muhaimin menargetkan rasio utang Indonesia terhadap PDB bisa ditekan di level 30 persen di 2029. Hal itu menurutnya agar pemerintah tidak mewariskan utang berkelanjutan di periode-periode berikutnya.

"Makannya isu utang ini kita harus pikir matang, ini prioritas. Jangan anggap ringan karena kalau enggak mulai sekarang, enggak membatasi utang maka siap-siap saja kita semakin terjebak, semakin terjebak," tegasnya.

Baca Juga: Lesunya Buka Mal Tahun Ini, Apa Penyebabnya?

Lanjut dia, utang yang melilit itu membuat belanja negara tergerus hanya untuk melunasi bunga utang yang ditanggung.

Bahkan angkanya juga tidak kecil, lebih besar dari belanja modal yang digelontorkan negara. Tahun ini saja pemerintah membayar bunga sudah mencapai di atas Rp400 triliun. Hampir dua kali lipar dari pengeluaran untuk pembangunan belanja modal.

"Ini sebenarnya kan sangat mengkhawatirkan ketika penerimaan kita lebih banyak untuk membayar bunga daripada untuk melakukan pembangunan," kata dia.

Baca Juga: APPBI Bongkar Bahaya Setop Impor Fesyen

Adapun Ekonom senior Faisal Basri memperkirakan Presiden Jokowi saat lengser nanti bakal mewarisi utang sampai Rp 8,7 kuadriliun.

Agar utang itu tidak terus meningkat, Timnas Amin akan memastikan utang tidak lagi jadi sumber pendapatan negara.

"Dan bahwa proyek-proyek itu tak selamanya harus dilakukan pemerintah, makannya mendorong swasta mengoptimalkan investasi. AMIN jelas debt to GDP ratio akan ditahan, diturunkan di level 30 persen di 2029. Kenapa? karena kita tidak ingin mewariskan utang di generasi penerus," tegasnya.

Baca Juga: Tingkatkan Daya Saing Bisnis, Timnas AMIN: Tekan Biaya Logistik

Meski utang Indonesia diperkirakan meningkat, rasio utang terhadap PDB Indonesia sekitar 40 persen, di bawah batas maksimum 60 persen sesuai Undang-Undang. Keuangan Negara.

Menurut Wijayanto hal itu tidak serta merta jadi indikasi tinggal bahwa utang Indonesia masih baik-baik saja.

"Tapi penerimaan pajak kita juga rendah, sehingga debt to service ratio Indonesia sudah 40 persen, ini lampu kuning mendekati merah. Ini kenapa kalau kita utang bunganya tinggi, ini kenapa rating kita rendah karena di aspek itu kita sebenarnya sangat berisiko," pungkasnya.