Tiga Wajah Polisi Indonesia

Tiga Wajah Polisi Indonesia: Korup, Pembunuh dan Bisnis Gelap

saat ini hanya tiga hal yang bisa menggambarkan wajah Polisi Indonesia yakni, korup, Pembunuh dan Bisnis gelap.

Sejumlah polisi lakukan apel (ANTARA FOTO/Jessica Helena)

apahabar.com, JAKARTA - Maraknya kasus kejahatan dan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh anggota Polisi membuat wajah institusi tribrata itu kembali tercoreng.

Akibatnya saat ini hanya tiga hal yang bisa menggambarkan wajah Polisi Indonesia yakni, korup, Pembunuh dan Bisnis gelap. Bahkan Presiden Joko Widodo hingga mengumpulkan para perwira polisi di istana negara.

"Tetapi begitu ada peristiwa FS runyam semuanya dan jatuh ke angka yang paling rendah. Dulu dibandingkan institusi-institusi penegak hukum yang lain tertinggi sekarang Saudara harus tahu menjadi terendah. Ini yang harus dikembalikan lagi dengan kerja keras saudara saudara sekalian. Di November itu masih 80,2 sangat tinggi sekali bukan tinggi, sangat tinggi sekali. Sekarang kemarin Agustus berada di 54, jatuh, turun sangat rendah sekali. Begitulah pekerjaan berat yang saudara saudara harus kerjakan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada Polri di tengah situasi yang juga tidak mendukung saat ini," kata Mantan walikota Solo itu.

Pasalnya belum reda dari sorotan kasus Ferdy Sambo, konsorsium 303, kemudian tragedi berdarah Kanjuruhan. Polri kembali disorot karena terungkapnya kasus Irjen Teddy Minahasa terkait kasus narkoba. Seperti dikutip apahabar.com, Jakarta, Rabu (19/10).

Bisnis Gelap

Terbaru, Teddy Minahasa terjerat kasus pengedaran Narkoba berjenis sabu-sabu sebanyak 5kg.

Pasalnya sabu-sabu yang dijual oleh mantan Wakapolda Lampung itu merupakan barang bukti dari hasil pengungkapan kasus sabu-sabu seberat 41,4 kilogram di Sumatera Barat.

Pembunuhan

Hingga saat ini kasus pembunuhan yang dilakukan oleh mantan Jenderal Bintang 2, Ferdy Sambo terhadap Brigadir J belum menemukan titik terangnya.

Dalam kasus Sambo itu, tren positif terkait kepercayaan publik terhadap Polri tersebut mengalami penurunan.

Bagaimana tidak, sebanyak 97 orang personel Polri diperiksa tim khusus bentukan Kapolri terkait dengan insiden Duren Tiga.

Dari 97 personel itu, sembilan personel berstatus terdakwa tindak pidana pembunuhan berencana, dan obstruction of justice.

Sisanya melanggar etik dari tingkat sedang, hingga pelanggaran berat.

Bukan hanya kasus Sambo, belakangan polisi juga ikut bertanggung jawab atas tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan korban nyawa itu.

Gas air mata dan ratusan nyawa melayang

Pasalnya sebagian korban nyawa dalam kerusuhan usai pertandingan sepak bola itu disebabkan oleh gas air mata yang ditembakan oleh pasukan Polisi.

Padahal menurut statuta FIFA, gas air mata tidak diperbolehkan untuk digunakan dalam jalannya pertandingan sepak bola.

Bahkan, Suporter Bayern Munich, Jerman menuding polisi sebagai penyebab kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Insiden usai laga Arema FC Vs Persebaya tersebut mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia.

"Lebih dari 100 orang dibunuh oleh polisi!" begitu bunyi tulisan spanduk yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

"Ingatlah para korban tewas di Kanjuruhan!" demikian tulisan spanduk lain yang dibentangkan suporter.

Polisi Korupsi

Irjen Napoleon Bonaparte yang saat ini masih berstatus sebagai perwira aktif Polri usai dinyatakan bersalah karena menerima suap terkait penghapusan red notice Djoko Tjandra.

Napoleon terbukti menerima uang senilai 370.000 dollar Amerika Serikat dan 200.000 dollar Singapura dari Djoko Tjandra melalui Tommy Sumardi.

Lantas dirinya divonis 4 tahun penjara dan denda Rp 100 juta.

Bahkan kini Kini, Perwira Polisi itu juga berstatus sebagai tersangka dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) dari Djoko Tjandra.

Selain itu, ia pun berstatus terdakwa dan sedang menjalani sidang kasus dugaan penganiayaan terhadap M Kece di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan.

Di atas merupakan gambaran untuk tiga wajah Polisi Indonesia saat ini.