Hunian Warga

Tiga Tahun Pasca Bencana, Huntap Warga Bogor Tak Semua Bisa Dihuni

Warga terdampak longsor dan banjir 2020 di Kabupaten Bogor akhirnya punya hunian tetap. Mereka menunggu tiga tahun.

Meski sudah diresmikan, kondisi hunian tetap bagi warga terdampak bencana alam 2020, tak dihuni semuanya karena fasilitas penunjang belum lengkap, Kamis (21/12). Foto: apahabar.com/Zenal Abidin

apahabar.com, BOGOR - Warga terdampak longsor dan banjir 2020 di Kabupaten Bogor akhirnya punya hunian tetap. Mereka menunggu tiga tahun.

Rumah itu dibangunkan oleh Pemkab Bogor. Namun, tak semuanya bisa dihuni. Karena fasilitas lain belum lengkap.

"Untuk huntap Cigudeg baru 10 persen bisa dihuni, sedangkan yang di Desa Sukaraksa sudah 100 persen," ungkap Kabid Perumahan DPKPP Kabupaten Bogor Iin Kamaludin kepada apahabar.com, Kamis (21/12).

Baca Juga: Libur Nataru, Pesanan Hotel di Puncak Bogor Membeludak

Kata dia, akan membangun secara bertahap untuk menyelesaikan pembangunan infrastruktur. Terutama yang masih belum selesai.

"Kita membangun secara bertahap ya, yang penting semuanya terakomodir," kata Iin. 

Sementara Bupati Bogor Iwan Setiawan mengaku masih ada kekurangan pada huntap ini. Salah satunya belum terpenuhi infrastruktur sebagai pendukung aktivitas warga, seperti jalan.

Baca Juga: Jokowi Buka Munaslub Apeksi di Bogor, Ingatkan Keunggulan Kota

"Pun dengan kondisi rumah ya, masih harus dipoles. Saya harap warga juga bisa memoles sendiri agar lebih rapi di samping kami upayakan untuk membangun infrastruktur jalannya," kata Iwan.

Secara keseluruhan Pemkab Bogor mencatat telah membangun huntap sebanyak 3.771 unit terhitung  2021 hingga 2023. Jumlah tersebut terbagi dari APBD murni sebanyak 2.704 unit, Kementerian PUPR sebanyak 563 unit, Bantuan Provinsi (Banprov) Jawa Barat 37 unit dan bantuan dari BNPB 468 unit. 

Untuk huntap tersebut tersebar di wilayah Kecamatan Cigudeg dan juga Kecamatan Sukajaya.