Kalsel

Tidak Ada Akses Internet, Guru SD di Kecamatan Bintang Ara Tabalong Keliling Sambangi Murid

apahabar.com, TANJUNG – Karena tak ada akses internet, sejumlah guru SD di Kecamatan Bintang Ara, Kabupaten…

Oleh Syarif
Salah seorang guru SDN Sei Misim melakukan proses belajar dengan mendatangi siswa kerumah-rumah (foto sesaat). Foto-Istimewa

apahabar.com, TANJUNG - Karena tak ada akses internet, sejumlah guru SD di Kecamatan Bintang Ara, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan rela berkeliling mengajar ke rumah-rumah murid.

Hal itu dilakukan karena daerah mereka belum mendapatkan akses layanan jaringan internet.

"Datang ke rumah siswa ini dilakukan sejumlah guru SD terpencil untuk memastikan para siswa tidak ketinggalan materi pelajaran saat masa pandemi Covid-19," kata pengawas SD di Kecamatan Bintang Ara, H Basran, Jumat (30/10).

Hingga hari ini, jaringan internet di SDN Sei Missim, SDN Dambung dan SDN 1 Dambung, Kabupaten Tabalong tidak ada jaringan internet.

“Kegiatan mengajar ke rumah-rumah dilakukan karena para siswa di wilayah terpencil terkendala dengan jaringan internet untuk belajar secara online,” jelas H Basrah sapaan akrabnya.

Kehadiran guru ke rumah siswa dilengkapi buku pelajaran maupun bahan ajar lainnya dibawa langsung dengan tetap mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Kegiatan mengajar keliling ini dilakukan para guru dua kali dalam seminggu, dibagi beberapa kelompok. Setiap kelompok diikuti 3 sampai 5 siswa yang rumahnya berdekatan.

Hal itu untuk mencegah kerumunan, jangan sampai pembelajaran di sekolah tidak dilaksanakan tapi saat didatangi guru malah terjadi kerumunan.

“Pembelajaran dilakukan bisa di teras rumah siswa, dan bisa juga di bawah pohon. Yang penting siswa bisa mendapatkan pelajaran,” jelas H Basrah.

Ditambahkan, guru keliling ini sudah berjalan sejak dimulai pelajaran daring karena pandemi Covid-19. Hal ini supaya siswa di sekolah terpencil tidak ketinggalan pelajaran.

“Alhamdulillah, apa yang kami lakukan mendapat respon yang baik dari para orang tua siswa, ” beber H Basran.

Menurut H Basran, walaupun pembelajaran dilakukan di teras rumah atau bawah pohon, para siswa diharapkan bisa memahami materi yang diajarkan.

” Inilah salah satu bentuk pengabdian para guru, meski tidak ada jaringan internet mereka tetap berupaya agar siswa bisa mendapatkan pembelajaran ditengah pandemi Covid-19,” pungkasnya.

Terpisah,salah seorang warga di Desa Panaan Kecamatan Bintang Ara, A Rizal Saputra, menyambut baik apa yang dilakukan guru di wilayah terpencil di Bintang Ara.

Kondisi pandemi ini siswa belajar mulai rumah secara daring, namun ditempat kami jaringan internet tidak bisa diakses, sehingga sudah tepat apa yang dilakukan para guru itu datang menyambangi siswanya.

“Kami memberikan apresiasi kepada para guru yang mau mengajar siswa dengan keliling ke rumah warga, sehingga anak-anak kami tidak ketinggalan pelajaran, ” kata Rizal.

Terkait jaringan internet yang belum bisa dirasakan masyarakat terpencil, ia berharap pemerintah nanti bisa mengupayakan hal itu.

“Kalau pun jaringan internet ada, tapi mengaksesnya harus ke suatu lokasi di atas gunung. Jadi kami berharap pemerintah bisa membangunkan jaringan internet, sehingga warga bisa mengakses perkembangan di luar sana. Lebih-lebih di saat ini, siswa memerlukan untuk belajar daring,” harap Rizal.