startup

Teten Pertemukan 16 Startup Bali dengan Calon Investor

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mempertemukan 16 perusahaan rintisan (startup) muda Bali dengan calon investor

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki saat mengunjungi stan starup mahasiswa STIKOM Bali dalam program pengembangan kapasitas starup di Denpasar Sabtu (12/11). Foto: Antara/Ni Putu Putri Muliantari.

apahabar.com, JAKARTA- Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mempertemukan 16 perusahaan rintisan (startup) muda Bali mendapatkan calon investor.

"Kami tidak lagi melakukan pelatihan-pelatihan lepas, tapi inkubasi," kata Teten mengutip Antaranews.com.

Teten mempertemukan startup dengan calon investor pada kegiatan pengembangan kapasitas startup di Denpasar, Bali, Sabtu.

Sebelum mempertemukan ke-16 startup dengan investor, Kemenkop UKM terlebih dahulu melakukan proses kurasi lembaga inkubator. Kemudian menyeleksi startup yang ada.

Baca Juga: Kemenhub dan Kemenkop UKM Pamerkan Kendaraan Listrik di KTT G20 Bali

Kemenkop UKM juga memberikan pelatihan dan pembinaan, serta menggelar workshop para ahli.

Kemenkop UKM juga melakukan pemantauan, hingga hari demo di mana mereka mempresentasikan rencana bisnis kepada calon mitra.

"Banyak aplikasi-aplikasi digital baru dari mahasiswa, kegiatan ini bagus untuk memberi ruang kepada mereka yang tidak bisa masuk karena kapasitasnya kecil," ucap Teten.

Dalam kegiatan tersebut, Kemenkop UKM mempertemukan para mahasiswa yang berasal dari STIKOM Bali itu dengan perwakilan stakeholder pentahelix.

Baca Juga: Menkop UKM Ungkap Tiga Dampak Pembangunan Pabrik Minyak Makan Merah

Pentahelix Bali yang hadir adalah Badan Riset dan Inovasi Provinsi Bali, Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali, serta Dinas Pendidikan Provinsi Bali.

Selain itu hadir juga East Ventures, Bali Investment Network dan Krisna Holding Company serta Junior Chamber International Bali.

Kemudian hadir juga HIPMI Denpasar, The Space Bali, ASITA Bali dan Balai Kreatif Denpasar.

Adapun model bisnis dan produk dari setiap produk startup berbeda.

Baca Juga: Pengurusan Sertifikat Halal, Menkop UKM: Prosesnya Harus Lebih Efisien

Bidang usaha yang digeluti mulai dari teknologi edukasi, teknologi kesehatan, teknologi peternakan, dan teknologi pemasaran digital.

Menkop UKM Teten berharap, pada hari demo program pengembangan kapasitas startup ini, mampu terbangun jaringan.

Selain jaringan Teten berharap adanya potensi kolaborasi hingga mendapat pendanaan dari investor yang hadir.

Ia melihat, ke-16 perusahaan rintisan hasil kreatifitas dan inovasi anak muda Bali juga sangat berguna untuk membantu UMKM daerah.

Baca Juga: Kemenkop UKM Dukung Kuningan Kembangkan Wisata Alam dan Argo

UMKM harus dikembangkan untuk dapat bersaing lebih tinggi.

Teten melihat startup bukan hanya menyediakan pasar, tapi membantu bisnis dalam proses digitalisasi.

"Ini yang kita targetkan, bagaimana muncul aplikasi-aplikasi digital baru yang membantu pelaku UMKM tumbuh berkembang," ucap Teten.

Menurutnya, kehadiran startup menjadi sangat penting di era digital, apalagi ekonomi Indonesia kekuatannya berasal dari UMKM, sehingga pelaku usaha mikro akan terbantu dengan teknologi digital.

Baca Juga: Kemenkop UKM Jelaskan Kronologi Kasus Pelecehan Seksual Pegawainya

Salah satu startup yang lolos kurasi Inkubator Bisnis STIKOM Bali juga telah mengikuti satu kali kamp pelatihan, enam kali pembinaan, satu kali workshop.

Dan beberapa kali pemantauan bersama 15 perusahaan lainnya di kegiatan peningkatan kapasitas startup adalah Uwala.

"Uwala ini layanan generator templat, jadi fungsinya untuk membantu mempercantik produk dari UMKM yang ada di Bali atau mikro industri itu yang kita bantu," kata CEO Uwala I Kadek Yogianto di hadapan Menkop UKM.

Mahasiswa semester 5 jurusan Sistem Informasi STIKOM Bali itu menyebut pelaku usaha tak perlu lagi kesulitan dalam mempercantik tampilan usaha untuk dipromosikan di sosial media.

Baca Juga: Kasus Pelecehan Seksual, Kemenkop UKM: Telah Dilakukan Pendampingan

Situs buatannya telah menyediakan ragam format yang dapat digunakan dengan praktis untuk keperluan itu.

Yogi bercerita, startup Uwala dibentuk bersama tujuh mahasiswa lainnya pada 2021 dengan tujuan membantu UMKM yang saat itu beralih ke pasar digital akibat pandemi COVID-19.

"Pelaku UMKM kesulitan memilih tampilan visual yang menarik untuk promosi, dan ketika dibandingkan kompetitor lain, layanan kami lebih praktis," ujar Yogi.

Hingga saat ini situs gratis tersebut telah diakses oleh 104 UMKM dengan 148 produk yang didaftarkan.

Yogi berharap ke depan perusahaan rintisan tersebut dapat berkembang jika mendapat dukungan lebih.

"Startup atau usahawan muda di program pengembangan kapasitas startup ini bisa terbantu dengan adanya investor," kata Yogi.