Hot Borneo

Terungkap, Profil Terduga Pembunuh Danmenwa Amuntai

apahabar.com, BARABAI – Polisi mulai mencurigai sosok terduga dalang di balik pembunuhan Rika Safitri (20). Tak…

Polisi mulai mencurigai sosok yang diduga merupakan pembunuh Rika. Foto: Facebook/Rika Safitri

apahabar.com, BARABAI – Polisi mulai mencurigai sosok terduga dalang di balik pembunuhan Rika Safitri (20). Tak lain adalah SD.

Bukan tanpa sebab kecurigaan polisi mengarah ke SD. Pria ini menjadi orang terakhir yang bertemu Rika.

Terlebih, keberadaan SD belum diketahui seiring penemuan jasad Rika. Pun, motor Rika belakangan diketahui ikut raib.

Sebagai pengingat, Rika ditemukan tak bernyawa di sebuah gubuk kebun warga Desa Haliau, Batu Benawa, Hulu Sungai Tengah (HST), jelang waktu berbuka puasa, Minggu (3/4) sore.

Sehari sebelumnya, mahasiswi asal Hulu Sungai Utara itu berpamitan untuk bertemu SD di Barabai Darat. Di HST, Rika hendak mengembalikan sebuah handphone yang telah dibelinya kepada SD.

Sehari setelah penemuan jasad, polisi pun bergegas mencari keberadaan SD. Teranyar, polisi menggerebek sebuah indekos di kawasan Bintara, HST. Sayang, langkah cepat kepolisian belum membuahkan hasil. SD tak ada di indekosnya.

SD, seperti yang dikatakan pemilik kos, rupanya sudah meninggalkan indekos sejak Sabtu kemarin. Lantas siapakah SD?

SD dilaporkan merupakan perantauan asal Sampit. Ia ikut tinggal dengan orang tua tirinya di Barabai.

Keluarga maupun pacar Rika, Iqbal tak mengenal siapa SD. Besar kemungkinan keduanya saling mengenal saat transaksi jual-beli online.

Sembari menunggu hasil autopsi jasad Rika, pengejaran terhadap SD terus dilakukan.

“Ya pengejaran terus dilakukan,” ujar sumber terpercaya media ini di Polres HST, Selasa malam (5/4).

Pengakuan Pacar

Jelang Kematian Danmenwa Amuntai, Pacar Rasakan Firasat Aneh

Lokasi penemuan jasad Rika terbilang jauh dari permukiman warga. Tepatnya di tengah-tengah hutan Hangkingkin HST.

Sederet kejanggalan mengiringi penemuan jasad komandan resimen mahasiswa (Danmenwa) 619 Amuntai ini.

Terlihat, kepala jasad sudah dikerumuni serangga. Ditemukan pula bercak darah. Celana PDL yang dikenakannya juga sobek, hingga sebagian pahanya terlihat.

Kematian mahasiswi semester delapan agribisnis ini pun menyisakan kesedihan mendalam bagi orang terdekatnya, apalagi Muhammad Iqbal. "Saya tidak menyangga Rika pergi untuk selamanya," ujarnya dihubungi apahabar.com, Selasa (5/4) sore.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:

Iqbal sadar tak mungkin bisa melawan takdir. Ia hanya bisa berlapang dada. "Harus menerima, semuanya telah ditetapkan Yang Maha Kuasa," ujarnya terdengar lirih.

Iqbal sudah berpacaran dengan Rika sejak tiga tahun belakangan. Terakhir mereka bertemu, akhir Maret tadi. "Terakhir itu saat pergi ke tukang lemari untuk mesan peralatan kegiatan skripsi, itu tanggal 29 Maret," bebernya.

Iqbal bilang kepergian Rika ke HST untuk mengembalikan sebuah handphone yang telah dibelinya kepada seorang pria. Namun Iqbal mengaku tak mengenalinya.

"Iya, saya tidak mengenalinya," akunya.

Beberapa hari sebelumnya, Iqbal merasakan hal aneh. Ia curiga dengan handphone yang Rika beli. Tak seperti biasanya, Iqbal sempat bertanya mengenai Iphone 11 Pro Max itu. Apalagi Rika hendak langsung menjualnya ke media sosial.

Kepada Iqbal, Rika mengaku hanya menjualkan handphone milik orang. "Mana baduit nukar larang (gak ada uang beli, mahal)," terangnya.

Lantas, Rika bilang handphone itu milik seorang pria yang akan ditemuinya di Barabai Darat. Saat itu transaksi berlangsung di rumah Rika. Karena orang tua melarang Rika ke Barabai.

"COD atau bayar tunai ketika barang datang," ujar Iqbal.

Sehari berselang, handphone tersebut bermasalah. Ada kerusakan. Rika pun minta pengembalian. Si pelaku mengiyakan. Tapi COD di Barabai. Berangkatlah Rika dengan adiknya.

"Mereka izin pamit ke luar rumah setumat (sebentar) ke orang tuanya sekitar pukul 15.00," beber Iqbal.

Iqbal berkata orang tua mereka tidak tahu ke mana tujuan Rika. Termasuk akan bertemu dengan siapa.

"Karena biasanya kalau bilang keluar sebentar itu pasti di sekitaran Amuntai saja jual-beli barang," sambungnya.

Yang Iqbal tahu, handphone tersebut dibeli Rika hanya senilai Rp1 juta, oleh orang tuanya dilebihi Rp150 ribu, sebagai ongkos penjual jalan ke Amuntai.

"Jadi uang handphone yang diserahkan totalnya Rp1.150.000," ungkapnya.

Lantas mengapa harga Iphone sekelas 11 Pro Max hanya berkisar satu juta rupiah? Iqbal merasa barang tersebut palsu. "Sepertinya barang KW," ujarnya.

Terlepas itu, Iqbal tak mau terlalu menyoal. Selama ini ia mengenal Rika sebagai pribadi yang baik. Cepat akrab dengan siapa saja.

"Orangnya friendly, tegas, baik, sopan walau agak tertutup dengan orang luar," ujarnya.

Kini, Iqbal berharap polisi dapat segera menangkap pembunuh kekasihnya tersebut. Besar harapannya pelaku mendapat ganjaran sesuai syariat Islam. "Ajaran kami, mata bayar mata, nyawa bayar nyawa," pungkas Iqbal.