Kalsel

Terkait Corona, Masyarakat Batola Diminta Tak Termakan Hoaks

apahabar.com, MARABAHAN – Kendati dilaporkan belum terdapat pengidap corona di Indonesia, penyebaran hoaks yang berhubungan virus…

Sejak virus corona merebak, semua bandara internasional di Indonesia dipasangi Optotherm. Foto-Istimewa

apahabar.com, MARABAHAN – Kendati dilaporkan belum terdapat pengidap corona di Indonesia, penyebaran hoaks yang berhubungan virus ini cukup kencang.

Corona atau covid-19 telah menyebabkan 1.863 orang meninggal di China. Selain di Negara Tirai Bambu itu, kematian akibat corona juga terjadi di Jepang, Hong Kong, Taiwan, Prancis, dan Filipina.

Ironisnya belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan penyakit tersebut. Lantas disebut-sebut bahwa corona merupajan azab yang diturunkan kepada warga China.

“Kesimpulan tentang azab tersebut hanya satu dari sekian hoaks atau kabar burung, terkait penyebaran corona,” papar Epidomologi Madya Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan, Mursalin, seusai sosialisasi corona bersama Dinas Kesehatan Barito Kuala, Selasa (18/2).

“Juga tidak benar kalau corona menyebar lewat tatapan mata, akibat memakan sup kelelawar, senjata biologis yang bocor, atau bisa menular melalui ponsel buatan China,” imbuhnya.

Selain tentang penyebab, juga muncul hoaks yang berhubungan dengan obat corona. Seperti dapat disembuhkan dengan memakan bawang putih, atau rutin minum air putih dan menjaga tengggorokan tetap lembab.

“Oleh karena tergolong virus baru, kami hanya berusaha mempersiapkan tenaga kesehatan di Puskesmas, seandainya terdapat kasus yang perlu dipantau. Itu termasuk mekanisme rujukan ke RSUD Ulin,” jelas Mursalin.

“Masyarakat juga tetap harus berperilaku hidup bersih dan sehat, meningkatkan daya tahan tubuh, serta menggunakan masker ketika sedang flu dan batuk,” imbuhnya.

Sekalipun pasien mengalami demam hingga mencapai 38 derajat, menentukan suspek corona dibutuhkan proses panjang.

“Pertama-tama spesimen diambil dulu dan dikirim ke Balai Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan. Baru kemudian diputuskan positif atau negatif,” beber Mursalin.

Sebagai pertolongan pertama, pasien diberi obat penurun demam. Selanjutnya pasien terus dipantau, karena penanganan kesehatan mengharuskan kehati-hatian.

“Diagonis tak hanya diambil berdasarkan satu gejala. Selain demam tinggi, gejala corona juga batuk, sesak napas, dan pneumonia,” tukas Mursalin.

“Memiliki riwayat mengunjungi negara yang terjangkit corona, atau pernah kontak dengan orang positif, juga menjadi pertimbangan,” tandasnya.

Baca Juga:Tiga WNI di Kapal Diamond Princess Positif Tertular Virus Corona

Baca Juga:93 Kematian Baru di Hubei Akibat Virus Corona

Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin