Terdampak Air Pasang, Puluhan Sekolah di Batola Menerapkan Belajar Dari Rumah

Dampak air pasang dalam beberapa pekan terakhir, puluhan sekolah terpaksa melakukan sistem Belajar Di Rumah (BDR).

Pelajar SDN Jejangkit Muara 2 di Kecamatan Jejangkit melewati halaman sekolah yang terendam air pasang. Foto: bakabar.com/Bastian

bakabar.com, MARABAHAN - Terdampak air pasang dalam beberapa pekan terakhir, puluhan sekolah terpaksa melakukan sistem Belajar Dari Rumah (BDR).

Keputusan tersebut diambil dengan pertimbangan kondisi dan akses menuju satuan pendidikan, khususnya jejang TK/PAUD, SDN dan SMPN yang sudah terendam.

"Berdasarkan hasil pantauan dan laporan koordinator wilayah di setiap kecamatan, beberapa sekolah terdampak air pasang," papar Kepala Dinas Pendidikan Batola, Aris Saputera, Selasa (21/1).

"Situasi itulah yang memaksa pelaksanaan BDR. Namun keputusan ini hanya berlaku untuk siswa, karena guru tetap harus sekolah dalam waktu tertentu," sambungnya.

Berdasarkan update terakhir, 34 sekolah harus melakukan BDR. Terbanyak di Kecamatan Mandastana dengan rincian 14 SDN dan 5 TK/PAUD negeri.

Baca Juga: Debit Air di Jejangkit Batola Mulai Meningkat, Jalan Desa Terputus

Baca Juga: Sungai Alalak Meluap, Sejumlah Desa di Mandastana Batola Mulai Kebanjiran

Disusul Kecamatan Jejangkit dengan 6 SDN, 2 TK/PAUD dan 1 SMPN. Kemudian 4 SDN di Kecamatan Alalak, serta 2 SDN di Kecamatan Mekarsari.

"Beberapa sekolah sudah melaksanakan BDR selama seminggu terakhir, khusus di Mandastana dan Jejangkit. Sedangkan sisanya baru beberapa hari terakhir," jelas Aris.

Durasi BDR pun akan bervariasi, karena sepenuhnya tergantung kedalaman air. Diketahui kedalaman air di lokasi terparah sudah mencapai 50 sentimeter.

"Sejak akhir 2024, kami telah mengeluarkan surat edaran kepada satuan pendidikan yang berkaitan dengan peningkatan curah hujan," beber Aris.

"Isinya imbauan kepada kepala sekolah untuk mengambil kebijakan apabila kondisi alam sudah tidak memungkinkan pembelajaran di sekolah dan mengancam keamanan siswa," tutupnya.