News

Tarif Ojol Bakal Dinaikkan, Apa Saja Permintaan Para Pengemudi?

apahabar.com, JAKARTA – Kementerian Perhubungan akan menyesuaikan tarif ojek online (ojol) per Sabtu, 10 September 2022….

Kementerian Perhubungan akan menyesuaikan tarif ojek online (ojol) per Sabtu (10/9). (Foto: dok. apahabar.com/RT)

apahabar.com, JAKARTA – Kementerian Perhubungan akan menyesuaikan tarif ojek online (ojol) per Sabtu, 10 September 2022.

Tarif baru ojol ini sebagai respons dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Tanah Air pada Sabtu (3/9).

Adapun perubahan dalam aturan baru tarif ojol adalah aturan soal biaya jasa aplikasi, di mana aturan sebelumnya ditetapkan maksimal 20%, namun dalam aturan baru ini maksimal hanya 15%.

“Untuk besaran biaya tidak langsung berupa biaya sewa penggunaan aplikasi ditetapkan paling tinggi 15%. Ada penurunan kemarin 20% kita turunkan jadi 15% untuk biaya sewa aplikasi,” kata Dirjen Perhubungan Darat, Hendro Sugiatno dalam konferensi pers virtual, Rabu (7/9).

Minta Pangkas 10%

Meski tarif ojol akan dinaikkan, Gabungan Asosiasi dan Aliansi Pengemudi Ojek Daring Indonesia meminta agar biaya aplikasi dipangkas maksimal 10 persen.

“Biaya potongan sewa aplikasi yang dibebankan kepada pengemudi ojek daring oleh perusahaan aplikator mohon dapat diatur dan diregulasikan maksimal 10%, mengingat beban berat kami akibat naiknya harga BBM,” begitu tuntutan Gabungan Asoasiasi dan Aliansi Pengemudi Ojek Daring Indonesia melalui keterangan tertulisnya, Jumat (9/9).

Di sisi lain, salah satu pengemudi ojol, Akhmad Sidik mengungkapkan, bahwa sebagai mitra dirinya cukup senang dengan tarif baru yang bakal diterapkan.

“Kalau dari saya sebagai pengemudi, karena itu keputusan dari sananya, ya saya tidak bisa apa-apa,” ujar Akhmad Sidik, kepada apahabar, Jumat (9/9).

“Tapi kalau kenaikan tarif ojol ini sebenarnya cukup menguntungkan untuk para pengemudi. Apa lagi santer kabar kalau biaya pemotongan dari layanan aplikator akan dipotong dari sebelumnya 20% menjadi 15%,” sambungnya.

Menurutnya, dengan berkurangnya pemotongan akan menguntungkan para pengemudi saat mengambil trayek jarak jauh, jadi pendapatan bisa lebih besar.

“Kalau untuk pesanan yang jaraknya cukup jauh sih, lumayan menguntungkan. Soalnya tarif potongannya berkurang, jadi pengemudinya dapat lebih banyak," tukasnya.

Ia juga mengatakan kalau kenaikan tarif ojol kemungkinan hanya naik sekitar Rp1.000 sampai Rp2.000 saja.

"Tarifnya mungkin cuma naik Rp1.000-Rp2.000 aja, tidak akan sampai Rp5.000 kok," bebernya.

Lain cerita dengan Faisal. Ia mengaku cukup khawatir dengan berkurangnya pelanggan ojol di Indonesia.

"Kalau harganya naik, nanti malah tidak ada pelanggan yang mau order," kata Faisal.

"Dengan naiknya harga BBM, maka pengeluaran pengemudi dan pelanggannya jadi bertambah. Hal itu bikin repot, belum lagi dengan pemotongan dari aplikator yang semakin tinggi," tambahnya.

Pria itu sebelumnya sudah pernah mengeluh soal kenaikan BBM serta kebijakan pemotongan dari aplikator yang mencapai lebih dari 20%.

“Wajar saja menimbulkan demo di kalangan masyarakat khususnya untuk pengemudi ojol,” tuturnya.

Apa Kata Pelanggan?

Dari sisi pelanggan, Ravi Hidayat mengatakan, bila kenaikan harga ojol akan menambah pemasukan bagi para pengemudi untuk kebutuhan sehari-hari.

"Kenaikan biaya ojol sangat berpengaruh baik, karena dengan naiknya tarif, maka pendapatan driver tentunya akan ikut naik," ujar pria asal Bandung itu.

Ia juga mengingatkan pentingnya selisih dari kenaikan tarif itu harus masuk ke kantong para pengendara ojol. Karena jika tidak, maka perusahaan itu bekerja dengan buruk.

"Dari saya pribadi, tidak keberatan dengan harga tarif ojol yang naik. Karena biasanya saya memesan makanan yang dekat dengan rumah. Selama naiknya hanya Rp1.000-Rp2.000 masih tidak apa-apa, asal tidak di atas Rp5.000," ujar pria yang gemar bermain game online itu.

Reporter: Adit