Kalsel

Tanpa Haul Abah Guru, Sekumpul Lengang Meski Ada Peziarah Datang

apahabar.com, MARTAPURA – Hari ini, Rabu (17/2) bertepatan 5 Rajab 1442 Hijriah, sudah 16 tahun Syekh…

Bertepatan Haul ke-16 Abah Guru Sekumpul, Kondisi depan Komplek Ar-Raudhah Sekumpul, Martapura Kabupaten Banjar cukup lengang seperti biasanya, Rabu (17/2) sore. Foto-apahabar.com/hendralianor

apahabar.com, MARTAPURA – Hari ini, Rabu (17/2) bertepatan 5 Rajab 1442 Hijriah, sudah 16 tahun Syekh KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Abah Guru Sekumpul wafat.

Tiap tahun haul ulama kharismatik Kalimantan Selatan itu selalu dihadiri jutaan jemaah. Namun dengan kondisi pandemi Covid-19 ini, haul ke-16 Abah Guru Sekumpul ditiadakan.

Hal itu sesuai kehendak ahli waris Abah Guru Sekumpul untuk menghindari penyebaran virus Corona. Bahkan Kubah Abah Guru Sekumpul serta kegiatan mingguan di Ar-Raudhah Sekumpul pun ditutup untuk umum sejak 23 Maret 2020. Selain itu, kubah juga masih dalam tahap renovasi.

Kendati haul ditiadakan, namun banyak laporan yang menyebut masyarakat berinisiatif untuk melaksanakan haul di lingkungan masing-masing.

Lantas bagaimana kondisi di Sekumpul, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar saat ini?

Pantauan langsung media ini, Kawasan komplek Ar-Raudhah Sekumpul tampak normal seperti biasanya.

Arus lalu lintas pun cukup lengang. Jika dibandingkan dengan suasana haul ke-15 tahun lalu, satu minggu menjelang haul Martapura sudah banyak didatangi jemaah dari berbagai daerah.

Selama Komplek Sekumpul ditutup untuk umum, diakui salah satu petugas di Sekumpul ada saja warga dari luar daerah yang datang mau berziarah hingga saat ini, meski tidak diizinkan masuk ke dalam kubah.

Peziarah yang datang, harus puas hanya duduk di luar kubah, di tempat yang sudah tersedia tepat di bagian luar samping kubah.

"Tiap hari ada saja yang datang, namun kami beri pengertian bahwa kubah belum dibuka," ujar Syamsuri, salah satu petugas jaga di Komplek Ar-Raudhah Sekumpul.

Dalam satu pekan terakhir, pedagang bunga di kawasan Sekumpul mengungkap bahwa kedatangan peziarah tidak terlalu signifikan.

"Tiap hari ada aja peziarah yang datang. Dalam seminggu ini cukup meningkat, tapi jualan saya tetap seperti biasa lakunya," ujar Raihanah.

Dalam sehari, ia mengaku jualan kembangnya laku rata-rata lima tangkai. "Satu tangkainya cuma lima ribu," tuturnya.

Salah satu peziarah asal Danau Panggang, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Annur, datang bersama rombongan keluarga datang ke Sekumpul untuk berziarah.

"Karena ada hajat ziarah. Kami datang sembilan orang satu mobil," ungkapnya.