Kalsel

Tangkal Hoaks di Kalsel, LK3 Kumpulkan Pemuda Lintas Iman

apahabar.com, BANJARMASIN – Sebagai agen perubahan, peran pemuda erat kaitannya dalam menangkal hoaks di era digital…

Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin mencoba mewadahi sekumpulan pemuda lintas iman lewat workshop literasi media bertema ‘One Click and You’ll Get What You Need’. Foto-Budi Kurniawan for apahabar.com

apahabar.com, BANJARMASIN – Sebagai agen perubahan, peran pemuda erat kaitannya dalam menangkal hoaks di era digital seperti sekarang. Dari situ, Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin mencoba mewadahi sekumpulan pemuda lintas iman lewat workshop literasi media bertema ‘One Click and You’ll Get What You Need’.

“Anak muda adalah tonggak masa depan bangsa. Dengan menggunakan media sosial untuk menebarkan pesan-pesan damai dan melawan narasi-narasi kebencian yang sangat massifdiproduksi,” ungkap direktur LK3 Banjarmasin, Rafiqah di sela kegiatan workshop.

Menjadikan generasi muda sebagai agen perdamaian, menurutnya akan membuat Kota Banjarmasin sebagai kota yang rukun.

Sebanyak 31 pemuda-pemudi lintas iman se Banjarmasin mengikuti serangkaian pelatihan yang dimulai dengan pemahaman mengenai pluralisme agama oleh Dosen Teologi, Darius Dubut. Aktivis perdamaian itu berujar, seringnya konflik antar agama yang terjadi merupakan konflik dalam dimensi simbol-simbol agama.

“Padahal setiap agama memiliki simbol masing-masing. Bahayanya ketika simbol-simbol kemudian digeneralisasi,” kata Darius.

Tak cukup memahami pluralisme. Para pemuda juga diberikan pelatihan jurnalistik dan materi analisa media oleh Jurnalis Senior Budi Kurniawan.
“Penting bagi teman-teman untuk tidak percaya hanya pada satu sumber berita,” ujar Budi yang sekaligus sebagai fasilitator workshop kali ini.

Dalam sesinya, tak hanya membagikan pengalamanannya dalam dunia jurnalistik. Budi juga meminta para peserta untuk praktik melakukan peliputan layaknya seorang wartawan. Setelahnya, masing-masing mereka membuat tulisan jurnalistik dengan tema yang telah dia tentukan.

“Keseharian teman-teman mungkin ada yang pernah mengalami perundungan, melihat praktik-praktik intoleransi, atau kegiatan menjaga keberagaman di lingkungan sekitar. Hal itu akan menarik kalau teman-teman tuliskan,” tutur dia saat memberikan masukan kepada para peserta.

Hasil tulisan peserta kemudian dianalisa bersama. Kemudian, Budi memberikan catatan-catatan agar pesertadapat memahami dan meningkatkan kemampuan menulisnya.

Baca Juga: Komisi II DPRD Banjarmasin Belajar Peningkatan Pembinaan UKM ke Bogor

Baca Juga: HKSN di Tapin, Paman Birin Buat Kuis Hadiah Rp 1 Juta

Reporter: Musnita Sari
Editor: Syarif