Tanah Longsor di Desa Gunung Batu Binuang, Akses Jalan Sempat Terputus

Tanah longsor terjadi di Desa Gunung Batu, RT 02, Transad Blok F, Kecamatan Binuang, Kabupaten Tapin, Minggu (24/11).

Oleh Sandy
Tanah longsor terjadi di Desa Gunung Batu, RT 02, Transad Blok F, Kecamatan Binuang. Foto - BPBD Tapin.

bakabar.com, RANTAU – Tanah longsor juga terjadi di Desa Gunung Batu, RT 02, Transad Blok F, Kecamatan Binuang, Tapin, Minggu (24/11).

Peristiwa ini dilaporkan ke BPBD Tapin pukul 10.32 Wita dan menyebabkan kerusakan jembatan yang terbuat dari kayu. Akibatnya akses jalan sempat tidak dapat dilalui warga.

Operator Pusdalops-PB BPBD Tapin, Rezeki Ari Fauzi, mengonfirmasi bahwa longsor mengakibatkan kerusakan area jalan sepanjang kurang lebih 7 meter.

"Tidak jatuh korban jiwa maupun luka dalam kejadian ini, tetapi akses jalan utama warga terputus sementara  akibat kerusakan jembatan dan pohon tumbang yang menutupi jalan," jelasnya.

Warga bersama Tim TRC, Satgas, dan BPBD Tapin langsung melakukan upaya darurat untuk memperbaiki jalan.

"Berkat gotong royong, jalan kini sudah bisa digunakan kembali meski bersifat sementara," tambahnya.

Rezeki juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada, terutama saat musim hujan dengan curah tinggi yang dapat memicu kejadian serupa.

Hingga laporan ini diterima, akses jalan sudah diperbaiki secara darurat oleh warga setempat. Pemerintah daerah bersama BPBD Tapin sedang mengkaji langkah perbaikan jangka panjang untuk memastikan keamanan jalan tersebut.

"Kami terus berupaya memantau kondisi di lokasi dan berkoordinasi dengan pihak terkait agar langkah penanganan permanen segera dilakukan," pungkas Rezeki.

Diwartakan sebelumnya, kasus serupa juga terjadi di Jalan penghubung di Desa Bitahan Baru, Kecamatan Lokpaikat, Tapin, dilaporkan mengalami longsor, Minggu (24/11) sekitar pukul 06.30 Wita.

Insiden ini menyebabkan jalan sepanjang kurang lebih 7 meter tidak dapat dilalui kendaraan, karena lebar retakan mencapai 20 meter dan kedalaman 3,5 meter.

Akses jalan utama yang biasa digunakan warga untuk beraktivitas terputus, memaksa mereka mencari jalur alternatif.