Nasional

Tambah 2 Heli, BPBD Kalsel Siap Atasi Puncak Karhutla

apahabar.com, BANJARBARU – Mendekati puncak kemarau, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel kembali mengusulkan penambahan Helikopter…

Ilustrasi Helikopter Water Boombing. Foto-Sindo

apahabar.com, BANJARBARU – Mendekati puncak kemarau, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel kembali mengusulkan penambahan Helikopter Water Boombing ke BNPB.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG memprediksi puncak kemarau akan terjadi pada Oktober dan November mendatang.

Sementara begitu, Heli yang ada saat ini dinilai tidak mampu lagi meng-cover semua wilayah, sampai-sampai sejumlah kawasan yang dilanda Karhutla mesti mengantre untuk dipadamkan.

Hasil dari usulan BPBD Kalsel tersebut, BNPB menambah dua Heli Water Boombing kembali. Sehingga jumlah total ada 6 buah.

Satu heli tambahan dijadwalkan tiba pada esok hari. Sehingga total heli yang dapat dioperasikan berjumlah 5 unit, sementara satu lagi untuk patroli.

“Saya berharap dengan kekuatan heli ini dapat memaksimalkan pemadaman api yang tidak terjangkau oleh tim Satgas Darat,” ujar Kepala BPBD Kalsel Wahyuddin, usai rapat terkait penanganan Karhutla di Banjarbaru, Kamis.

Sebenarnya, kata Wahyuddin, BPBD coba mengusulkan 10 unit heli, namun hanya enam yang disetujui.

“Walau begitu heli water bombing dapat bekerja di 5 wilayah titik rawan, yakni Kabupaten Banjar, Batola, Tanah Laut, Banjarbaru dan Tapin,” ungkapnya.

Untuk diketahui hingga 29 Agustus 1 buah heli patroli sudah mengudara selama 89 jam.

“Sementara untuk 3 buah helikopter water bombing sudah terbang 275 jam. Heli sudah mem-boombing titik api sebanyak 1.209 kali di 5 titik rawan” tutup Wahyudin.

Sekadar diketahui, per 22 Agustus luas hutan dan lahan terbakar di Kalsel mencapai 1.554,74 hektar, terdiri dari 614 kasus, dengan 304 titik api.

"Kawasan lahan terbakar lebih luas dibandingkan hutan," ucap Wahyuddin sebelumnya.

Kabupaten Tapin masih menjadi daerah kasus kebakaran lahan tertinggi, mencapai 305,6 hektar atau 65 kasus, dengan jumlah hotspot mencapai 99 titik.

Kedua, diduduki Tanah Laut seluas 278,16 hektar atau 159 kasus, dengan jumlah hotspot mencapai 33 titik api. Selanjutnya, Balangan 165,06 hektar atau 35 kasus, dengan hotspot mencapai 6 titik.

Baca Juga: Dikepung Api, Jam Terbang Heli Water Boombing Padat!

Baca Juga: Tim BNPB Pusat Pantau Posko Karhutla Kodim Martapura

Baca Juga: Dana Penanggulangan Karhutla di Kalsel Miliaran Rupiah

Reporter: Nurul Mufidah
Editor: Fariz Fadhillah