Penjualan Sapi Kurban

Tak Laku di Jabodetabek, Sapi Bima Dilarang Pulang ke NTB

Nasib penjual hewan kurban di Jabodetabek tahun ini tak terlalu beruntung. Lantaran sapi yang tak laku dilarang dikembalikan ke Nusa Tenggara Barat (NTB).

Pedagang sapi kurban di Kota Pangkalan Bun, Kalteng. (ist/apahabar.com)

apahabar.com, DEPOK - Nasib penjual hewan kurban di Jabodetabek tahun ini tak terlalu beruntung. Lantaran sapi yang tak laku dilarang dikembalikan ke Nusa Tenggara Barat (NTB).

Ketua Asosiasi Pedagang dan Peternak Sapi Bima, Furkan Sangiang mengatakan, daya beli masyarakat menurun. "Sehingga banyak sapi Bima tak terjual," katanya, Minggu (2/7) sore.

Masalah baru menyusul. Pemprov NTB malah tidak mengizinkan sapi yang tak laku itu untuk dibawa kembali ke Bima. Karena mereka khawatir membawa penyakit.

Baca Juga: Peternak Ungkap Cara Merawat Sapi Kurban Milik Jokowi

Tak sampai di situ. Masa sewa lahan untuk menampung sapi jualan juga sudah habis. Sehingga membuat penjual makin kebingungan. Karena, makin lama akan mengakibatkan pembengkakan biaya operasional.

“Para pemilik lahan sudah memberikan ultimatum. Beberapa pedagang yang sudah habis masa sewanya terpaksa memindahkan sapi mereka ke kandang yang lainnya. Dan itu sudah pasti mengeluarkan biaya,” tutur Furkan.

Karena itu, ia meminta kebijaksanaan Gubernur NTB. Jika pun harus dilarang, mereka butuh jalan keluar.

"Sejauhmana kami akan berada di sini dan siapa yang akan segera menyerap sapi-sapi ini. Mohon berikan kemudahan,” pintanya.

Baca Juga: Sulitnya Evakuasi Sapi Kurban yang Terjun ke Bozem Surabaya

Kementrian Pertanian sebenarnya coba membantu. Ribuan sapi-sapi itu bisa dipulangkan. Dengan catatan, telah mendapatkan vaksin dan karantina selama 28 hari.

Namun hal itu dianggap memberatkan penjual. Waktu selama ini membutuhkan biaya yang sangat besar.

“Kami tidak menyalahkan siapapun, intinya kami hanya ingin sapi bisa pulang,” tandasnya.