Relax

Tak Lagi Produktif di Kantor? Bisa Jadi ‘Burnout’ Penyebabnya

apahabar.com, JAKARTA – Pernahkah Anda merasa kehilangan semangat bekerja? Atau, merasa lelah dan stres ketika mengerjakan…

Burnout menurunkan produktivitas bekerja (Foto: Istimewa)

apahabar.com, JAKARTA – Pernahkah Anda merasa kehilangan semangat bekerja? Atau, merasa lelah dan stres ketika mengerjakan pekerjaan yang biasa dilakukan sehari-hari?

Kondisi tersebut bisa jadi pertanda bahwa Anda sedang mengalami burnout. Melansir laman Help Guide, burnout adalah kondisi di mana emosi, fisik, dan mental mengalami kelelahan akibat stres berlebihan dan berkepanjangan.

Sindrom ini umumnya dipicu oleh masalah pekerjaan, entah itu karena beban kerja yang berat, pekerjaan monoton, tekanan dari atasan, atau kurang mendapat apresiasi dari lingkungan kerja. Meskipun terdengar sepele, burnout nyatanya dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental.

Anda pasti tak ingin mengalami gangguan fisik dan mental karena masalah pekerjaan, bukan? Untuk itu, mari simak penyebab dan cara mengatasi burnout berikut ini yang dirangkum dari berbagai sumber.

Terlalu Ambisius Bisa Berujung Burnout

Burnout tidak serta merta terjadi begitu saja. Psikolog Herbert Freudenberger dan Gail North, sebagaimana dilansir dari Healthline, menjabarkan 12 tahapan yang dialami pekerja sebelum benar-benar mengalami burnout.

Mulanya, pekerja menjadi sangat ambisius dan sangat tergerak ketika mengerjakan sesuatu. Mereka pun mendorong diri sendiri untuk bekerja lebih keras, sehingga kebutuhan esensial pribadi seperti tidur, olahraga, dan mengonsumsi makanan sehat terabaikan.

Alih-alih mengintrospeksi diri, mereka justru menyalahkan keadaan dan orang sekitar atas suatu masalah. Akibatnya, mereka menjadi terlalu fokus sampai enggan meluangkan waktu untuk keluarga, teman, atau orang terdekat.

Tahap selanjutnya, pekerja itu menjadi sosok yang tidak sabaran serta kerap menganggap orang lain tak kompeten, malas, dan sombong. Perilaku mereka pun berubah menjadi lebih agresif, seperti membentak orang sekitar tanpa alasan jelas.

Alhasil, mereka bakal mulai merasa kehilangan diri sendiri, atau tidak mampu mengontrol hidup. Batin terasa kosong, perasaan dipenuhi kecemasan, merasa hidup jadi tak bermakna, hingga akhirnya fisik dan mental mengalami gangguan.

Ciri-ciri Burnout yang Perlu Diwaspadai

Sebagaimana penjelasan di atas, burnout adalah proses bertahap yang tak muncul begitu saja. Ciri-ciri sindrom ini bisa saja tak terasa, namun bakal menjadi lebih parah seiring berjalannya waktu.

Dari segi fisik, burnout umumnya ditandai dengan merasa lelah sepanjang waktu; mudah sakit lantaran imunitas menurun; nafsu makan berubah tak menentu, bisa makan terus atau sama sekali tak ingin makan; serta kebiasaan tidur berubah, bisa tertidur terus atau sama sekali tak bisa tidur.

Sedangkan, dari segi emosional, burnout dicirikan dengan kerap merasa gagal dan meragukan diri sendiri; merasa tidak berdaya, terjebak, atau kalah; merasa terasing atau sendirian; kehilangan motivasi; sinis dan negatif dalam memandang hidup; serta rasa puas dan pencapaian menurun.

Adapun dari perubahan perilaku, seserang yang mengalami burnout menunjukkan kebiasaan enggan mengerjakan tanggung jawab; mengisolasi diri dari orang lain; menunda-nunda pekerjaan; melampiaskan rasa tidak nyaman dengan makan, merokok, atau hal tidak sehat lainnya; melampiaskan amarah kepada orang lain; serta sering mangkir dari tugas, datang telat, atau pulang lebih awal.

Dampak Negatif Burnout

Selain mengalami gangguan fisik dan mental, seseorang yang mengalami burnout dapat mengalami penurunan produktivitas, sehingga performa kerja pun menurun. Sindrom ini pun bisa membuat seseorang sinis memandang hidup sampai merasa tak bisa melakukan apa-apa.

Parahnya lagi, burnout bisa merembet ke berbagai aspek kehidupan di luar masalah pekerjaan. Misalnya saja, kehidupan pribadi di rumah, sampai hubungan dengan orang sekitar.

Cara Mengatasi Burnout

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah burnout, di antaranya rutin berolahraga di sela-sela pekerjaan, mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang, serta memastikan waktu tidur cukup dan berkualitas.

Jika mulai merasa sres atau tertekan, jangan ragu untuk segera mengonsultasikannya ke ahli kesehatan mental. Sebagaimana kata petuah, "lebih baik mencegah daripada mengobat." (Nurisma)