Tak Berkategori

Tak Lagi Galau, Pemuda HST ini Terdaftar Sebagai PPU Program JKN KIS

apahabar.com, BARABAI – Program Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) benar-benar dimanfaatkan pemuda di Hulu…

Syahrifannor terdaftar sebagai PPU Program JKN KIS di HST. Foto-Reza for apahabar.com.

apahabar.com, BARABAI - Program Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) benar-benar dimanfaatkan pemuda di Hulu Sungai Tengah (HST) ini.

Setidaknya, Syahrifanor, warga Taras Padang, Kecamatan Labuan Amas Selatan (LAS), HST itu tak lagi galau di masa mudanya.

Di samping telah diterima sebagai karyawan pada salah satu perusahaan swasta awal tahun 2020 tadi, pria yang akrab disapa Rifan ini otomatis memiliki JKN-KIS.

Otomatis pula, dia terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan pada segmen Pekerja Penerima Upah (PPU).

Sekalipun tiap bulan gajinya dipotong untuk pembayaran iuran program strategis nasional BPJS Kesehatan itu, Rifan tak mengapa.

Sebab dia tak lagi khawatir akan penyakit yang tidak tahu kapan datang menyerangnya. Terlebih pada saat pandemi Covid-19 yang saat ini mewabah.

Sebelum bekerja, pemuda lajang lulusan sekolah menengah atas ini, sama sekali belum pernah memiliki KIS.

Bahkan dia tak tau apa itu Program JKN dan tak pernah terlintas untuk memiliki KIS dari BPJS Kesehatan.

Namun, saat didaftarkan perusahaan tempatnya bekerja dan diberitahu segala manfaat dan kewajibannya, Rifan merasa sangat tenang saat mengetahuinya.

"Awam sekali dengan KIS. Setelah dikasih tahu sama teman kantor, ternyata manfaatnya banyak sekali," terang Rifan saat di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Barabai belum lama tadi.

Sesekali dia pernah membaca berita dari media online terkait pengobatan yang dijamin BPJS Kesehatan. Yakni hemodialisa atau cuci darah.

Rifan membayangkan, misal taruh Rp1,5 juta per kali cuci darah. Per minggu bisa sampai dua kali melakukan hemodialisa

“Berapa jumlah klaim cuci darah perorang, perumah sakit yang dibayarkan BPJS Kesehatan. Bersyukur banget kalau kita sehat dan bisa bayar iuran," kata dia.

Dari informasi itu juga dia juga baru mengetahui, iuran yang dibayar dari dipotong gaji tiap bulannya tak sia-sia jika tak digunakan.

"Justru kalau tidak dipergunakan bisa bantu sesama kita yang memerlukan. Kita cuma bayar iuran tapi pahalanya berlipat," ujar Rifan.

Walaupun terhitung baru menjadi pemegang KIS, Rifan turut serta mengajak teman-teman terdekat, keluarga hingga tetangganya untuk menjadi peserta JKN.

"Kalau kesehariannya dagang atau tani bisa jadi peserta mandiri, kalau kerja kantoran dapat dari perusahaan, kalau tidak punya uang pun bisa daftar jadi peserta UHC, tidak ada alasan untuk tidak daftar," tutup Rifan.

Reporter: HN Lazuardi
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin