Cara Mengelola Keuangan

Tabungan Cepat Habis Pasca-Lebaran, Berikut Tips yang Perlu Diperhatikan

Musim lebaran bagi sebagian orang menjadi berkah, karena dalam periode itu sejumlah perusahaan/lembaga diwajibkan membagikan Tunjangan Hari Raya (THR).

Penyedia jasa penukaran uang baru mulai meramaikan sejumlah ruas jalan, Kota Banjarmasin, Kalsel menjelang Idulfitri 1444 Hijriah.

apahabar.com, JAKARTA –Musim libur Lebaran bagi sebagian orang merupakan berkah, karena dalam periode itu semua perusahaan di Indonesia diwajibkan membagikan Tunjangan Hari Raya (THR).

Sayangnya, banyak dari penerima THR yang kemudian memanfaatkan uangnya untuk sejumlah keperluan, bahkan terkesan serampangan. Bisa dipastikan, uang tersebut akhirnya habis, sebelum waktu gajian berikutnya tiba.

Menyikapi hal itu, perencana keuangan dari Tatadana Consulting Tejasari Asad membagikan sejumlah tips penting tentang cara mengelola keuangan, agar dana yang dimiliki tidak langsung habis sebelum waktunya.

Hal pertama, menurut Teja yang perlu diperhatikan adalah membagi-bagi uang yang berasal dari pendapatan (salary) atau usaha ke dalam beberapa kategori sesuai dengan tujuannya.

Baca Juga: Buruh Jatim Tuntut Perda Pesangon dan Selesaikan Laporan THR

“Contohnya, menyisakan 10 persen dari pendapatan untuk digunakan sebagai tabungan,” ujarnya kepada apahabar.com, Kamis (4/5).

Sebaiknya tabungan tersebut dimasukkan ke dalam rekening yang terpisah dan segera disetorkan begitu pekerja menerima gaji. Ini merupakan cara efektif untuk mencegah agar uang yang telah disisihkan tidak digunakan untuk keperluan lain.

Kemudian bagi kembali gaji tersebut untuk kategori berikutnya. Sebut saja, untuk kebutuhan keluarga, pribadi, cicilan hingga dana darurat.

“Lakukan pembagian uang tersebut sehingga membentuk pola yang bisa dilakukan secara terus menerus dan berulang,” ungkapnya. Jika sudah membentuk pola, maka pengelolaaan keuangan lebih teratur dan mudah dilakukan.

Baca Juga: Polisi Tangkap Sekuriti yang Tusuk Rekannya di Kelapa Gading Gegara THR

Hal penting lainnya adalah mengalokasikan sejumlah dana untuk keperluan darurat. Dana tersebut sebaiknya disiapkan sebagai langkah antisipasi ketika hal-hal tak terduga terjadi, seperti kehilangan pekerjaan dan lain sebagainya. Pada kondisi itu, uang tersebut bisa digunakan.

“Dana darurat bisa disiapkan dalam berbagai bentuk. Bisa tabungan emas, deposito, reksa dana sampai dengan saham,” kata Terjasari.

Nasabah hanya perlu menyesuaikan dengan instrumen apa yang sekiranya cocok bagi dirinya yang dikategorikan sebagai dana darurat. Untuk menentukan hal tersebut, nasabah perlu memahami risiko dari masing-masing intrumen yang tersedia.

“Jika tidak siap dengan penurunan aset dalam jumlah besar, seperti saham, maka tidak cocok dengan intrumen itu. Bisa ambil intrumen aset yang aman seperti deposito atau emas,” terangnya.

Baca Juga: 5 Kiat Aman Transaksi Keuangan saat Masa Libur Lebaran

Adapun besaran jumlah dana darurat yang perlu disiapkan, tinggal disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Namun penting untuk diingat bahwa total dana darurat yang dikumpulkan, minimal 3 kali kebutuhan dana bulanan.

“Misal jika kebutuhan bulanan sekitar 4 juta, maka nasabah harus memiliki dana darurat hingga 12 juta,” pungkasnya.