Sutradara Film Terminator

Sutradara Film Terminator Sudah Pernah Memprediksi Ngerinya AI

Sutradara film Terminator, James Cameron ternyata telah memprediksi kengerian masa depan yang akan dikuasai oleh teknologi AI.

Sutradara film the Terminator, James Cameron. Foto: Looper

apahabar.com, JAKARTA Sutradara film Terminator, James Cameron ternyata telah memprediksi kengerian masa depan yang akan dikuasai oleh teknologi AI.

Dalam wawancara bersama CTV News, ia memaparkan tentang pandangannya mengenai teknologi AI atau Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan di industri perfilman.

Pesatnya perkembangan AI berkaitan dengan aksi mogok kerja yang dilakukan oleh sejumlah penulis dan aktor holywood yang terhubung dalam serikat pekerja seni Amerika Serikat, SAG-AFTRA.

Dalam wawancara itu ia menjelaskan bahwa masa depan AI mungkin mencapai kondisi berbahaya seperti dalam karya filmnya The Terminator yang telah dirilis pada 1984.

“Saya sudah memperingati kalian semua sejak 1984 tapi tidak satu pun mendengarkan,” ujarnya dalam wawancara dengan CTV. 

Dirinya sangat khawatir terciptanya mimpi buruk kemajuan teknologi seperti yang tergambarkan dalam film itu. Menurutnya ada kemungkinan kengerian muncul jika AI mulai digunakan dalam tekonologi militer.

Baca Juga: Christopher Nolan Pamer Cara Bikin Bom Tanpa CGI di Film Oppenheimer

Dimulai dari penerapan pada senjata berbasis nuklir hingga penciptaan tentara mesin yang terintegrasi dengan teknologi AI. Jika dua hal itu terjadi, maka akan mempercepat kebinasaan umat manusia.

“Bisa kalian bayangkan bagaimana AI beroperasi dalam aksi militer seperti pada film itu, semua akan digerakan oleh mesin dan kita sebagai manusia akan mengalami kejatuhan,” ujar pria yang juga menjadi sutradara film Avatar dan Titanic itu.

Aktor laga Holywood Arnold Schwarzenegger bahkan mengapresiasi James Cameron karena telah memprediksi masa depan teknologi AI dalam film the Terminator.

“Kejadian hari ini adalah aksi yang paling ditakutkan oleh semua orang,” kata Schwarzenegger.

Ia menjelaskan bahwa pada film itu setiap mesin memiliki alam bawah sadar. Sehingga mereka bisa membuat keputusan untuk menguasai dan mengendalikan umat manusia.

Pada saat itu, Schwarzenegger menjelaskan bahwa itu merupakan cerita yang menarik dan pada 1984 teknologi AI masih sangat awal untuk dikembangkan.

“Tapi kini, kengerian itu telah menjadi kenyataan. Semua cerita itu bukan lagi sebuah fantasi akan masa depan, tapi telah hadir di sini, saat ini. Untuk itu Jim Cameron (James Cameron) merupakan sosok luar biasa dalam memprediksinya,” jelas Schwarzenegger.

Baca Juga: Film Dora Emon Nobita's Sky Utopia, Petualangan Mencari Bahagia

Protes Serikat Pekerja Seni Amerika Dipicu Penerapan AI

Dalam konferensi pers serikat buruh yang sedang terjadi di Amerika, isu yang gencar ditentang adalah bahwa seluruh pekerja holywood sangat menentang keputusan yang dibuat oleh asosiasi film dan televisi Amerika Serikat, AMPTP (Alliance of Motion Picture and Television Producers).

Direktur Eksekutif sekaligus negosiator SAG-AFTRA, Duncan Crabtree-Ireland menjelaskan bahwa pihak studio tidak akan lagi membayar pekerja seni dalam satu proyek.

Sejumlah studio akan memilih menggunakan AI dengan cara mendigitalisasi setiap pekerja seni dan hanya akan melakukan pembayaran untuk satu kali proyek kepada setiap pekerja.

“Dimana pada hasil digitalisasi manusia itu, pihak studio akan dapat menggunakan aset tersebut untuk selamanya tanpa harus membayar lagi kepada pihak yang bersangkutan,” katanya menjelaskan. 

AMPTP mengatakan mereka tidak akan membayar kewajibannya, tidak akan memberi kompensasi dari setiap keuntungan yang didapat oleh pihak studio, dan tidak akan meminta izin kepada pihak yang bersangkutan untuk proyek jika aset tersebut akan digunakan.

Keputusan yang disampaikan AMPTP itu kemudian mendorong aksi mogok kerja yang dilakukan oleh Serikat Pekerja Seni Amerika Serikat atau SAG-AFTRA (Screen Actors Guild and the American Federation of Television and Radio Artists).

Namun, menukil dari Reuters, aliansi studio film AMPTP membantah pernyataan tersebut dan menyatakan bahwa pernyataan yang disampaikan oleh SAG-AFTRA merupakan berita bohong.

Dalam rilisnya, AMPTP menyatakan bahwa setiap aset digital dari pekerja seni yang bersangkutan akan dibayar sesuai dengan perjanjian yang dibuat.

Baik aktor maupun pihak lainnya akan terlebih dahulu dimintai persetujuan untuk setiap proyek film yang akan dilakukan.