Pemilu 2024

Survei LSI di Desember: Prabowo-Gibran Teratas, Raih 45,6 Persen

Elektabilitas pasangan Capres-Cawapres Prabowo-Gibran masih menempati posisi teratas dalam hasil survei nasional Lembaga Survei Indonesia (LSI).

Prabowo-Gibran mendapatkan nomor urut dua dalam Pilpres 2024. Foto: Istimewa

apahabar.com, JAKARTA - Elektabilitas pasangan Capres-Cawapres Prabowo-Gibran masih menempati posisi teratas dalam hasil survei nasional Lembaga Survei Indonesia (LSI).

Survei LSI yang dilakukan pada periode 3-5 Desember 2023. Angka elektabilitas Prabowo-Gibran menyentuh angka 45,6 persen. Hal ini membuat Capres-Cawapres dari Koalisi Indonesia Maju itu semakin percaya diri (PD)

"Pada Desember 2023 ini, survei kami menemukan bahwa pasangan nomor urut 2 Prabowo-Gibran, itu angka elektabilitasnya atau dukungan masyarakat ada di angka 45,6 persen," kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan saat memaparkan hasil survei di Jakarta, Minggu (11/12).

Baca Juga: Bawaslu Dalami Pelanggaran Tim Kampanye Prabowo-Gibran di Pamekasan

Untuk pasangan calon Ganjar Pranowo-Mahfud MD ada di posisi kedua dengan elektablitas 23,8 persen. Sementara pasangan calon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar berada di posisi ketiga dengan elektabilitas 22,3 persen.

"Angka untuk Prabowo-Gibran itu cenderung mengalami peningkatan dibandingkan dengan Oktober 2023. Anies-Muhaimin juga cenderung mengalami peningkatan dibandingkan dengan Oktober 2023; sedangkan Ganjar-Mahfud cenderung mengalami penurunan dibandingkan dengan Oktober 2023," jelas Djayadi.

Survei LSI pada bulan Oktober 2023 mendapati elektabilitas Prabowo-Gibran di angka 35,9 persen; Ganjar-Mahfud 26,1 persen; serta Anies-Muhaimin 19,6 persen.

Baca Juga: Survei New Indonesia: Elektabilitas Prabowo-Gibran Tembus 50 Persen

Dalam survei itu, tingkat responden yang menyatakan "belum menjawab" juga turun dari 18,3 persen di bulan Oktober menjadi 8,3 persen di bulan Desember.

"Jadi, yang pada Oktober lalu belum menentukan pilihan, pada saat ini banyak pindah ke Prabowo dan sebagian dari kenaikan Prabowo itu berasal dari penurunan suara Ganjar; sementara Anies tidak mendapatkan dampak negatif dari kenaikan suara Prabowo, malah mengalami kenaikan," paparnya.

Lebih lanjut, Djayadi menjelaskan bahwa alasan kebanyakan responden memilih Anies-Muhaimin karena ingin adanya perubahan.

Sementara itu, alasan responden yang memilih Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud juga cenderung serupa, yakni karena melihat pasangan itu sebagai sosok yang paling mampu memimpin.

Baca Juga: 8000 Pendukung AMIN di Jakarta Alihkan Dukung ke Prabowo-Gibran

"Jadi, ada kesamaan antara Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud, dan perbedaannya mencolok dengan Anies-Muhaimin, yaitu soal ingin perubahan. Masyarakat tampaknya masih membelah ketiga pasangan ini menjadi dua bagian, pasangan yang melanjutkan kepemimpinan sekarang dan pasangan yang akan melakukan perubahan," ujar Djayadi.

Target populasi pada survei tersebut adalah warga negara Indonesia (WNI) berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon.

Pemilihan sampel dilakukan melalui melalui metode pembangkitan nomor telepon secara acak atau random digit dialing (RDD).

Dengan teknik RDD, sampel sebanyak 1.426 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan skrining. Margin of error survei diperkirakan plus minus 2,6 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, dengan asumsi simple random sampling.