Sepak bola nasional

Suporter Rusuh Terus, Menpora: Berikan Sanksi Keras, PSSI!

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo mendorong Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk memberikan sanksi yang membuat Jera.

Pemain dan officail PSIS Semarang dievakuasi saat terjadinya kerusuhan suporter saat melawan PSS Sleman di Liga 1 2023/2024. Foto: antara

apahabar.com, JAKARTA – Kerusuhan Suporter terus terjadi di kompetisi Liga 1 dan 2 2023/2024 dalam beberapa pekan terakhir.

Insiden itu tentu membuat sepak bola Indonesia tercoreng dan menilai kurang tegasnya pemerintah dan PSSI.

Karena itu, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo mendorong PSSI agar memberikan sanksi yang membuat Jera kepada suporter yang melakukan Kerusuhan.

Baca Juga: PSIS vs PSS Sleman Ricuh, Bos Laskar Mahesa Jenar Dapat 8 Jahitan

"Itu (memberikan sanksi) kemenangan PSSI, tetapi saya sudah mendorong PSSI memberikan sanksi yang harus membuat jera, karena jangan sampai ada lagi kejadian seperti sebelumnya,” kata Dito saat diwawancara apahabar.com.  

Respon tersebut dilatarbelakangi dari peristiwa kerusuhan suporter PSIS Semarang dengan PSS Sleman di Liga 1, pekan lalu.

Kerusuhan tersebut bermula dari peristiwa saling ejek yel-yel yang semakin memanas sehingga terdapat aksi saling lempar botol.

Baca Juga: Tegas! Komdis PSSI Sanksi Gresik United Berlaga Tanpa Penonton

Kejadian tersebut membuat beberapa suporter baik dari Panser Biru dan Slemania terluka. Bahkan CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi juga mengalami luka dibagian kepalanya.

Hal tersebut membuat Menpora Dito sedang mencari Solusi paling efektif untuk menyelesaikan permasalahan kerusuhan suporter.

“Salah satunya adalah sedang membahas terkait sistem yang dilakukan oleh Persib, Dimana supporter mendaftar (membeli tiket) secara digital,” ujarnya.

Baca Juga: Kata Komite Wasit Soal Kericuhan Suporter Gresik United

Meski begitu, Menpora Dito menyatakan harus tetap memperhatikan sisi psikologis suporter itu sendiri.

Hal tersebut harus diatasi dengan cara memberikan edukasi lebih mendalam untuk seluruh pendukung klub Liga 1.

“Tetapi yang pasti dari sisi psikologi supporter juga harus ada pendampingan dan harus ada edukasi yang lebih dalam lagi untuk seluruh suporter,” ungkap Dito.

Baca Juga: Deltras FC: Pemain Sempat Tertahan saat Suporter Ricuh di Gresik

Seperti diketahui, kerusuhan suporter PSIS vs PSS Sleman bukan yang pertama terjadi beberapa pekan terakhir.

Sebelumnya, pertandingan Persiraja Banda Aceh melawan PSMS Medan di Liga 2, 19 November lalu, juga berakhir ricuh.

Suporter Persiraja melemparkan botol ke arah pemain tim tamu. Bahkan, mereka menunggu di luar hingga membuat skuat PSMS tertahan di dalam stadion hingga dini hari.

Selang sehari kemudian, giliran suporter Gresik United yang melakukan aksi tidak terpuji pada pertandingan Liga 2.

Hal itu dipicu karena para suporter kurang puas dengan manajemen tim usai timnya kalah dari Deltras Sidoarjo.

Keinginan Deltras Mania melakukan aksi protes dicegat Polisi dan membuat timbulnya kerusuhan.