Sungai Alalak Meluap, Sejumlah Desa di Mandastana Batola Mulai Kebanjiran

Peningkatan intensitas hujan dalam beberapa pekan terakhir, membuat aliran Sungai Alalak meluap dan menggenangi 8 dari 14 desa di Kecamatan Mandastana, Barito K

Sejumlah pelajar SDN Jejangkit Muara 2 di Kecamatan Jejangkit melintasi halaman sekolah yang tergenang, Selasa (14/1). Foto: bakabar.com/Bastian

bakabar.com, MARABAHAN - Peningkatan intensitas hujan dalam beberapa pekan terakhir, membuat aliran Sungai Alalak meluap dan menggenangi 8 dari 14 desa di Kecamatan Mandastana, Barito Kuala (Batola).

Tidak hanya dari perairan setempat, banjir di Mandastana juga dipicu air kiriman dari Sungai Martapura.

"Dari sekian desa, kami yang paling awal terdampak pasang. Demikian juga Tanipah, Pantai Hambawang dan Antasan Segera," papar Kepala Desa Tatah Alayung, Bustani, Rabu (15/1).

"Penyebabnya keempat desa tersebut berbatasan langsung dengan Banjar. Selain curah hujan, kiriman air dari kabupaten tetangga juga kuat," imbuhnya.

Bahkan genangan air sudah memasuki beberapa rumah warga dengan ketinggian bervariasi dari 5 hingga 50 sentimeter.

"Beberapa di antaranya sudah menggenangi rumah, sebagian lain baru sebatas teras dan ruang dapur," sahut Kepala Desa Bangkit Baru, Muhammad Ali, dalam kesempatan terpisah.

"Sudah sekitar 40 rumah terendam. Kami berharap agar hujan tak turun lagi, sehingga banjir tidak separah 2021 lalu," sambungnya.

Sementara Camat Mandastana, Fitriadi, menambahkan sudah melakukan koordinasi dengan seluruh pemangku kebijakan di desa untuk melakukan pendataan.

"Sekitar 8 desa yang terdampak banjir. Mulai dari Tatah Alayung, Antasan Segera, Bangkit Baru, Tanipah, Pantai Hambawang, Puntik Luar dan Lokrawa," beber Fitriadi.

"Kalau menghitung titik paling parah, banjir telah berdampak kepada 5.808 kepala keluarga. Kalau dihitung keseluruhan, tentu akan lebih banyak," tambahnya.

Selain pemangku kebijakan di kecamatan dan desa, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Batola juga melakukan pemantauan intensif.

"Tidak hanya di Mandastana, kami sudah mengerahkan sumber daya yang tersedia untuk memantau debit air di Jejangkit dan Alalak," beber Mirwan Efendi Siregar, Plt Kalak BPBD Batola.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sendiri telah mengeluarkan peringatan dini potensi pasang air laut maksimum di perairan muara Sungai Barito.

Diprakirakan dalam rentang 15 hingga 18 Januari 2025, pasang air laut maksimum mencapai 2,7 meter mulai pukul 19.00 sampai 01.00 Wita.

"Sebagai langkah mengantisipasi, Batola telah memasang status siaga sejak 1 Januari 2025," jelas Mirwan.

"Kalau seandainya air pasang maksimum berlangsung hingga 20 Januari 2025, mungkin status akan ditingkatkan lagi," tandasnya.