News

Sumbang 15 Persen Kasus Nasional, Siswa Perlu Dilakukan Tes Covid-19 di Tengah Pergantian Musim

apahabar.com, JAKARTA – Ketua Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Retno Asti…

Sejumlah siswa berkumpul di sekolah. Foto: Liputan6

apahabar.com, JAKARTA – Ketua Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Retno Asti Werdhani semua sekolah seharusnya menggencarkan tes kesehatan COVID-19 pada seluruh satuan pendidikan di tengah terjadinya pergantian musim.

“Sebetulnya anak sudah menjadi tanggung jawab dari guru atau pengurus sekolah ketika di sekolah untuk memberikan pengawasan. Tentunya sistem yang di sekolah perlu dibuat sistem monitoring terhadap anak-anak atau pendidik yang memiliki gejala yang bisa dilaporkan ke puskesmas setempat,” kata dr Retno Talkshow: Pengawasan Protokol Kesehatan di Sekolah secara daring di kanal YouTube BNPB, Senin (12/9/2022).

Berdasarkan data Satgas Covid-19 per 9 September 2022 menunjukkan tengah terjadi peningkatan kasus pada anak usia sekolah dalam waktu 2 bulan sebesar 33,81 persen.

Jumlah tersebut memberikan kontribusi pada kasus nasional sebesar 15,1 persen. Sementara cakupan vaksinasi anak 11-16 tahun baru mencapai 79 persen pada dosis pertama dan dosis kedua 66,2 persen.

Selain itu, berdasarkan data Kementerian Kesehatan, hingga 9 September 2022, dari data yang dihimpun Satgas Penanganan Covid-19, penambahan kasus positif di Indonesia pada bulan Juli mencapai 118.638 kasus.

"Hal ini harus diwaspadai berbagai pihak baik itu sekolah, orang tua dan pemerintah daerah (pemda). Dari sekolah dibuat monitoring, siswa yang punya gejala bisa langsung dilaporkan ke puskesmas," ucapnya.

Banyaknya anak yang terpapar tidak memiliki gejala maupun gejala ringan, membuat satuan pendidikan perlu memfasilitasi tes dengan dilakukan sesegera mungkin apabila anak merasakan gejala Covid-19, seperti tidak enak badan, tenggorokan sakit, demam, batuk dan pilek. Bahkan beberapa orang yang tertular merasakan hilang penciuman, diare dan demam.

"Kalau dibilang seperti influenza like illness. Kita harus proaktif diperiksa untuk tes Covid-19 agar kita bisa memastikan bahwa itu positif atau tidak. Jika hasilnya positif, kita bisa langsung melakukan penelusuran," ujar Retno.

Hal ini perlu diwaspadai karena pada musim pancaroba seperti sekarang, banyak anak juga terserang demam dan batuk pilek. Menurut Asti, anak-anak yang terkena Covid-19 biasanya mempunyai gejala lebih ringan dan banyak yang tidak mengalami gejala atau OTG.

Dalam kesempatan itu Asti juga meminta agar usai pembelajaran di sekolah diselenggarakan, semua orang tua harus segera membawa anak-anak untuk pulang ke rumah. Hal itu dimaksudkan untuk mengurangi kontak fisik dengan orang lain yang berpotensi menularkan virus.

"Penting lagi apabila ternyata anak-anak tersebut, setelah ditanya habis berdekatan atau kontak dengan orang dewasa atau sesama anak yang ternyata batuk pilek juga, itu perlu tetap kita waspadai," pungkasnya.

Reporter: Dian Finka