Sejarah Louis Vuitton

Sukses Gandeng Ronaldo dan Messi, Begini Kisah di Balik Kemegahan Louis Vuitton

Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi menjadi bintang iklan Louis Vuitton untuk koper edisi Piala Dunia 2022. Ternyata, ada kisah inspiratif di balik kemegahannya

Lionel Messi dan Cristian Ronaldo yang menjadi model Luis Vuitton (dok.Yahoo)

apahabar.com, JAKARTA - Merek kenamaan asal Prancis, Louis Vuitton, sukses menggandeng Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi sebagai bintang iklan. Dua pemain bola berjuluk Greatest of All Time (GOAT) ini berpose untuk koper terbaru edisi Piala Dunia 2022

Kolaborasi tak terduga itu, sontak, menggemparkan jagat maya. Bagaimana tidak, Ronaldo dan Messi yang selama ini identik dengan rivalitas pemain terbaik, justru kompak mengunggah foto bermain catur bersama.

Tak sedikit pula warganet yang memperkirakan betapa mahalnya biaya untuk membayar kedua mega bintang tersebut. Terlebih lagi, foto itu diabadikan oleh Annie Leibovize, fotografer terkaya di dunia.

Melansir The Money, Ronaldo dan Messi memasang tarif fantastis untuk mengunggah iklan di akun media sosial mereka. Satu unggahan Instagram CR7 dihargai Rp37,4 miliar, sedangkan unggahan La Pulga dibandrol Rp27,7 miliar.

Adapun untuk membayar sang fotografer, Louis Vuitton menggelontorkan dana sebesar Rp2 miliar per satu potret. Jadi, untuk iklan koper edisi Piala Dunia 2022 kali ini, merek fesyen itu sudah ‘membakar uang’ sedikitnya Rp67 miliar.

Baca Juga: Ma'ruf Amin Jagokan 6 Tim di Piala Dunia, Negara Ronaldo Ada?

Merek Fesyen Kelas Kakap

Nominal yang demikian agaknya tak begitu berarti bagi Louis Vuitton, mengingat merek tersebut merupakan yang termahal di dunia menurut laporan Interbrand pada 2019. Louis Vuitton pernah mencapai penilaian merek sebesar USD32,223 miliar dan pertumbuhan 14 persen dari tahun ke tahun.

Louis Vuitton sendiri memang terkenal sebagai merek fesyen kelas kakap yang membandrol produk-produknya dengan harga fantastis. Sebab itulah, hanya kalangan menengah ke atas yang setia membeli produk fesyen dari merek ini.

Namun, di balik segala kemegahan Louis Vuitton, perjalanan untuk mendirikan perusahaan ini tidaklah mudah. Sang pendiri, Louis Vuitton Malletier, sempat luntang-lantung di jalanan Kota Paris, berusaha memperbaiki ‘garis tangannya’ yang memprihatinkan.

Didirikan oleh Tunawisma

Malletier mulanya hanyalah seorang lelaki biasa yang lahir dari keluarga sederhana. Semasa kecilnya, dia hidup cukup miskin. Nasibnya kian malang ketika menginjak usia 10 tahun; sang ibu meninggal dunia, tak lama kemudian, ayahnya pun menyusul.

Baca Juga: Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo Main Catur Bersama

Selang tiga tahun, pria kelahiran 4 Agustus 1821 itu pun memutuskan hijrah ke Paris untuk mencari pekerjaan di kota. Selama mencari pekerjaan serabutan, Malletier bahkan sempat menjadi tunawisma dan sering berpindah-pindah tempat berlindung.

Kehidupan yang demikian dia jalani cukup lama, hingga akhirnya, nasib baik mulai menghampiri Malletier. Dirinya diterima magang di bengkel pembuat koper atau kotak penyimpanan bernama Mounsier Marechal – sebuah industri ‘terhormat’ di abad ke-19.

Titik Balik Malletier

Barangkali, ilmu yang diterima Malletier selama magang itulah yang mengilhaminya untuk membuka bengkel pembuatan koper sendiri di Rue Neuves des Capucines. Toko ini lantas menjadi cikal bakal merek terkenal Louis Vuitton. 

Malletier yang kala itu berusia 33 tahun mulai memperkenalkan pegangan koper bundar yang tahan air. Empat tahun berlalu, produk tersebut ternyta memicu banyak permintaan, sehingga usahanya pun mulai berkembang.

Bahkan, suami dari Clemence -Emilie Parriaux itu dipekerjakan sebagai pembuat koper pribadi Permaisuri Prancis, Eugine de Montijo. Sang Tuan Putri rupanya amat puas dengan hasil karya Malletier. 

Baca Juga: Jelang Piala Dunia Qatar 2022, Jersey Bola Laris Terjual

Permaisuri Prancis pula lah yang menjadi jembatan bagi Malletier untuk berkenalan dengan para kalangan elite. Usahanya pun terus berkembang, bahkan sampai banyak bermunculan imitasi produk.

Malletier akhirnya menciptakan pola Kanvas Damier dengan logo yang bertuliskan ‘Marque. L Vuitton Deposee’ dan dikenal sebagai ‘L Vuitton’ pada 1888. Hingga pada 1892, Malletier meninggal dunia.

Kepemimpinan perusahaan pun diambil alih oleh anaknya, George Vuitton. Melalui tangan dinginnya, ekspansi bisnis fesyen Louis Vuitton semakin gencar dan meluas.

Demikianlah sekilas kisah di balik kemegahan Louis Vuitton, salah satu merek fesyen ternama di dunia. Semoga informasi di atas bisa menginspirasi, ya!