Kalsel

Suka Duka Penyemprot Disinfektan di Banjarmasin: Ditolak Warga, Jauh dari Keluarga

apahabar.com, BANJARMASIN – Di tengah pandemi Covid-19, semua bergerak jadi garda terdepan dalam upaya pencegahan virus…

Petugas penyemprot disinfektan BPDB Kota Banjarmasin di kantor pusat apahabar.com, Jl Sutoyo S Banjarmasin Tengah, Jumat (10/4). Foto-apahabar.com/Ahmad Zainal Muttaqin

apahabar.com, BANJARMASIN – Di tengah pandemi Covid-19, semua bergerak jadi garda terdepan dalam upaya pencegahan virus mematikan tersebut.

Tak terkecuali, petugas penyemprot disinfektan dari Pemerintah Kota Banjarmasin.

Termasuk hari libur saat ini, mereka terus bertugas melaksanakan perintah pencegahan Covid-19. Seiring status Banjarmasin sebagai zona merah penyebaran virus Corona.

Sedikitnya 15 anggota diterjunkan tiap harinya. Mereka gabungan dari BPBD dan Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin.

Dalam tiap hari ada 5-6 tempat disemprot disinfektan. Mulai dari fasilitas umum sampai rumah warga, termasuk tempat ibadah umat beragama.

Tiap hari pula, setidaknya 6 liter cairan disinfektan dihabiskan. Untungnya, semua cairan itu telah disediakan Pemkot Banjarmasin. Jadi tinggal semprot.

Anggota BPBD Kota Banjarmasin menyemprot disinfektan di lantai I kantor apahabar.com, Jl Sutoyo S Banjarmasin Tengah, Jumat (10/4).

Hari ini, kebetulan kantor pusat apahabar.com di Jalan Sutoyo S Banjarmasin.

Salah satu anggota, Andi Putra bercerita pengalamannya bersama belasan rekannya, sejak gencarnya penyemprotan disinfektan di Banjarmasin, sejak Maret lalu.

“Suka dukanya, ya dukanya kita jauh dari keluarga, sukanya kita bisa membantu sesama lah,” ungkap Andi.

Mahfum, selama bertugas di lapangan, apalagi masuk ke wilayah pasien dinyatakan positif Covid-19.

Pastinya, sangat rentan untuk terinfeksi. Tak ayal, rasa was-was pun muncul, ketika pulang ke rumah. Tak ada pilihan, selain menjauh dari keluarga terdekat.

Untungnya, selama bertugas selama ini, tim kata Andi tidak yang terinfeksi. Dan berharap jangan sampai terjadi.

“Untuk gejala, alhamdulillah semua tim sehat. Biasanya sebelum turun, kita pakai suplemen vitamin C untuk penguat imun tubuh. Dan juga diperiksa rutin oleh Dinas Kesehatan kota,” ungkap Andi.

Anggota BPBD Kota Banjarmasin menyemprotan disinfektan di lantai II kantor apahabar.com, Jl Sutoyo S Banjarmasin Tengah, Jumat (10/4).

Ada pun suplemen yang diberikan berupa vitamin c untuk memperkuat imun tubuh. Sementara pemeriksaan dilakukan tiga kali sehari oleh tim dokter Dinas Kesehatan Kota.

Selebihnya, selama bertugas tentu saja mereka dilengkapi peralatan pelindung diri (APD).

Sayang untuk APD, cukup sederhana, sarung tangan dan masker berupa kain.

Terlepas dari itu, satu hal yang disayangkan tim. Yakni kesadaran warga saat dilakukan penyemprotan.

Padahal tempat tinggal mereka berada di wilayah zona merah sesuai apa yang ditetap oleh pemerintah kota.

“Kalau penolakan kita tidak bisa masuk ke dalam rumah, kebanyakan warga minta di luar saja,” terang Andi.

Andi Putra menunjukkan suplemen vitamin untuk memperkuat imun tubuh anggota penyemprot selama bertugas.

“Sebenarnya efektifnya di dalam rumah penyemprotan, karena di dalam rumah itu kan udara lembab, sedangkan di luar kan panas. Secara otomatis bakteri itu matinya di luar karena panas,” lanjutnya.

Alasannya terang Andi, warga takut cairan terkena makanan dan pakaian.

Padahal lanjut Andi, cairan yang disemprot sangat memperhatikan kesehatan warga.

“Sebenarnya kita untuk disinpektan ini kita didampingi oleh tim dokter, jadi untuk takarannya, otomatis sehat untuk badan, pakai dan makanan, jadi aman,” tegas Andi meyakinkan.

Anggota BPBD Kota Banjarmasin menyemprot disinfektan pintu masuk kantor apahabar.com, Jl Sutoyo S Banjarmasin Tengah, Jumat (10/4).

Sejauh ini sudah hampir seluruh tempat ibadah di Kota Banjarmasin disemprot. Terakhir rumah ibadah umat Hindu, Jl Gatot Subroto.

Selama ini, mereka bertugas sesuai surat perintah dari Pemkot. Pemkot sendiri sesuai permintaan warga.

“Untuk pengajuan kita semua sesuai dengan anjuran pemerintah gratis, karena dari masyarakat untuk masyarakat. Di luar itu tidak pernah kita memintakan biaya,” pungkas Andi.

Banjarmasin sendiri saat ini tertinggi kasus Covid-19, yakni 12 pengidap Covid-19.

Kemudian, 5 pasien dalam pengawasan (PDP). Sedangkan daftar Orang Dalam Pantauan sebanyak 221.

Editor: Ahmad Zainal Muttaqin