Suka Duka Pelaku Usaha Handmade Banjarbaru Pelajari Digital Marketing

Pelaku usaha handmade asal Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Nurcahyaningsih (33) terus mengikuti perkembangan zaman dalam menjalankan bisnis.

Pelaku usaha handmade asal Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Nurcahyaningsih (33). Foto-Istimewa

apahabar.com, BANJARMASINPelaku usahahandmade asal Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Nurcahyaningsih (33) terus mengikuti perkembangan zaman dalam menjalankan bisnis.

Salah satunya dengan mempelajari ilmu pemasaran digital atau digital marketing.

Wanita yang akrab disapa Laning itu mendirikan brand “Laningdewe Handmade” pada 2013.

Baca Juga: Tekan Pengeluaran, Pelaku UMKM Binaan BRI Fokus Digital Marketing

Awalnya, ia hanya memproduksi bros. Namun, kini usahanya mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sehingga, produk yang dijual pun bertambah.

Di antaranya keychain/bagcharm, totebag, pouch, pin cussion (tempat jarum), strap handphone, strap masker, purun, dan jilbab sasirangan.

“Saya mendirikan usaha ini pada 2013. Awalnya produk saya cuma bros, tapi sekarang sudah bervariasi,” ucap Laning kepada apahabar.com, Rabu (21/6).

strap handphone. Foto-Istimewa

Perkembangan informasi yang begitu cepat memaksanya untuk giat mempelajari strategi digital marketing.

Pasalnya, kata dia, pasar digital sangat potensial di era revolusi industri 4.0.

“Saya mulai memasarkan produk secara online pada 2017,” kata Laning.

Ia mengungkapkan, pernah mengikuti beberapa pelatihan digital marketing dari instansi pemerintahan seperti Dinas Koperasi, Dinas Pedagangan, dan Kementerian Perindustrian RI.

“Termasuk juga dari beberapa komunitas,” ujarnya.

Bros Clay. Foto-Istimewa

Ia pun menyebutkan hal paling berkesan selama mempelajari digital marketing.
Di antaranya mendapatkan ilmu baru, bisa bertemu pakar teknologi informasi dan pebisnis sukses.

“Ini momentum paling berkesan selama saya mempelajari digital marketing,” ungkapnya.

Baca Juga: Melek Digital, Pelaku UMKM Asal Banjarbaru Menasional

Sedangkan kendala dihadapi, sambung dia, yakni memori handphone yang sering lelet.

“Kendala yang sering dihadapi yaitu memori handphone lemot,” bebernya.

Saat ini, ia telah memasarkan produk ke sejumlah media sosial seperti WhatsApp, Facebook dan Instagram.

“Kalau untuk marketplace masih belum karena terkendala admin,” ungkapnya.

Offline Jalan Terus

Bros Jasmin dari “Laningdewe Handmade”. Foto-Istimewa

Di sisi lain, ia terus melakukan pemasaran secara offline.

Misalnya dengan mengikuti bazar dan pameran, baik skala regional maupun nasional.

“Pernah mengikuti pameran Inacraf di Jakarta pada 2018,” bebernya.

Ratusan Produk Laris Manis

Keychain Macrame Rainbow. Foto-Istimewa

Dalam sebulan, dirinya mampu menjual produk sebanyak 250-350 buah.

“Produk paling best seller yakni bros dan keychain, totebag kanvas dan macrame,” sebutnya.

Bahkan produk tersebut tersebar ke berbagai kota di Tanah Air.

Di antaranya Riau, Medan, Lampung, Pontianak, Jakarta, Bandung, Semarang, Malang, Jogyakarta, Lombok, Bali dan Makasar.

“Ada juga pelanggan dari Malaysia dan Singapura,” tutupnya.