Kalsel

Sudah Tiga Hari Kabur, Dua Napi Kandangan Belum Tertangkap

apahabar.com, BANJARMASIN – Dua dari empat narapidana (Napi) Rumah Tahanan (Rutan) Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan…

Ilustrasi napi kabur. Foto-net

apahabar.com, BANJARMASIN – Dua dari empat narapidana (Napi) Rumah Tahanan (Rutan) Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) yang kabur pada Selasa (2/3) lalu masih belum tertangkap.

Pihak berwajib masih terus melakukan pengejaran hingga saat ini. Dua Napi yang belum tertangkap tersebut yakni Syarifudin dan Safrudin.

“Petugas (Rutan) dan unit Buser Polres HSS masih melakukan penyisiran sampai malam tadi dan hari ini,” ujar Plt Kepala Divisi Pemasyarakatan, Kemenkumham Kalsel, Sudirman Jaya, Jumat (5/3/2021).

Petugas Rutan dan Polres Hulu Sungai Selatan (HSS) melakukan penyisiran ke lokasi yang terindikasi menjadi tempat persembunyian dua Napi tersebut. Termasuk mendatangi rumah keluarga.

“Kami perlu menyampaikan agar masyarakat mengetahui saat ini kami masih berusaha melakukan pengejaran,” lanjut Sudirman.

Syarifudin dan Safrudin, serta dua Napi lainnya Dino dan Sandi melarikan diri pada Selasa lalu sekitar pukul 12.30 Wita saat pelaksanaan salat Dzuhur berjamaah.

Proses pencarian Syarifudin dan Safrudin, Napi Rutan Kandangan yang kabur pada Selasa lalu oleh Petugas Rutan Kadangan bersama Unit Buser Polres HSS. Foto- istimewa

Sebelumya Sudirman menjelaskan, pelarian tersebut terjadi tepat pada saat pelaksanaan salat Dzuhur berjamaah di musala di dalam Rutan.

Mereka yang lepas dari pengawasan petugas masuk ke kamar mandi umum kemudian berhasil merusak teralis kamar mandi. Kemudian memanjat dinding dan atap dengan menggunakan tali.

Namun 90 menit berselang, Dino dan Sandi berhasil dibekuk dan petugas terpaksa menghadiahkan timah panas di kaki mereka karena melawan saat diamankan.

Sementara dalam proses pengejaran Syarifudin dan Safrudin, petugas sempat mengendus keberadaan mereka. Namun saat di datangi ke lokas, dua Napi tersebut tak ditemukan.

“Sempat diketahui tempatnya. Tapi begitu didatangi untuk sementara hilang. Jadi ini dilakukan pencarian kembali,” bebernya.

Sudirman mengakui, jumlah petugas yang di Rutan Kandangan masih belum ideal. Pasalnya, saat kejadian Rutan hanya dijaga tujuh anggota. Sementara penghuninya sebanyak 265 orang.

Akibat kekurangan ini, dari empat pos jaga hanya dua yang terisi. Seharusnya ujar Sudirman idealnya Rutan tersebut dijaga 15 petugas untuk jumlah penghuni sebanyak itu.

“Untuk yang jaga saat itu 7 orang sangat tidak maksimal. Karena pos saja hanya dua yang bisa terjaga dengan ketersediaan anggota. Idealnya untuk rutan Kandangan 15 orang satu regunya,” bebernya.

Lebih lanjut, kondisi ini tak hanya terjadi di Rutan Kandangan ujar Sudirman. Hampir di seluruh Rutan di Kalsel mengalami hal yang sama soal keterbatasan petugas ini.

Ambil contoh di Rutan Banjarbaru beber Sudirman. Saat ini ada 1.980 Napi yang menghuni di sana. Sementara yang berjaga hanya ada 144 petugas.

Kendati demikian, keterbatasan tenaga ini bukan menjadi pembenaran ketika ada pelarian Napi. Pasalnya, petugas dituntut untuk bisa maksimal dalam menjalankan pekerjaannya.

“Tapi ini bukan jadi alasan kita untuk pembenaran kalau ada kejadian ini bisa dimaklumi tidak,” ucap Sudirman.

Selain itu, saat ini pihaknya masih mendalami kasus empat Napi yang kabur tersebut. Guna memastikan apakah memang akibat kelalaian atau ada faktor kesengajaan.