Kalsel

Stick Cone di Jalan Ahmad Yani Banjarmasin Dikritik, Dishub: Namanya Juga Baru

apahabar.com, BANJARMASIN – Keberadaan stick cone di Jalan Ahmad Yani Kota Banjarmasin memicu kritikan. Masyarakat melihat…

Oleh Syarif
Stick cone di Jalan A Yani Banjarmasin. Foto-Dok/apahabar.com

apahabar.com, BANJARMASIN – Keberadaan stick cone di Jalan Ahmad Yani Kota Banjarmasin memicu kritikan. Masyarakat melihat fungsi dari jalur sepeda tersebut tidak ada.

Dzuardi Mufti Ramadhani mengungkapkan posisi stick cone ini santai tidak penting. Ia mengatakan lebih baik anggaran pengadaan tersebut untuk memperbaiki jalan yang berlubang.

“Malah menurut saya Pemkot Banjarmasin kurang melakukan sosialisasi tentang fasilitas tersebut,” ujar warga Belitung ini.

Menurutnya, penggunaan marka jalan sebagai penanda jalur sepeda dinilai lebih aman dan nyaman. Mulai dari pengguna sepeda maupun lainnya.

“Walaupun dipasang, masih banyak pengguna motor yang masuk lajur sepeda. Jadi saya rasa kurang efektif penggunaan stick cone ini,” pungkasnya.

Menanggapi hal itu, Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Banjarmasin, Slamet Begjo mengakui, bahwa kebijakan yang baru tersebut memang belum berjalan mulus seperti yang diharapkan.

“Namanya juga baru, jadi wajar ada beberapa kelompok masyarakat yang mengkritik,” ujarnya.

Ia menilai, penggunaan stick cone tersebut sudah benar dan sesuai dengan Undang-Undang.

Pasalnya, jika hanya menggunakan marka jalan sebagai penanda lajur sepeda tidak menjamin keselamatan bagi pengguna sepeda.

“Kalau hanya sekadar marka kan agak kabur. Jadi stick cone ini diadakan untuk membedakan sekaligus sosialisasi lajur mana yang khusus sepeda dan kendaraan bermotor,” tukasnya.

Saat ditanya terkait kritik dan saran yang disampaikan, pihaknya mengaku siap menerima apapun bentuk keluhan masyarakat. Apakah efektif atau tidaknya penggunaan stick cone tersebut.

“Semua itu kita jadikan evaluasi, yang namanya sebuah pembangunan tidak bisa keinginan masyarakat serta merta dituruti dan dikembalikan seperti sebelumnya,” jelas Slamet.

Selain itu, Slamet juga mengakui bahwa sosialisasi tentang lajur baru pesepeda itu juga belum maksimal. Meski sudah mengajak beberapa klub goes di Banjarmasin.

“Memang belum maksimal untuk sosialisasi. Makanya sudah jadi hal yang biasa kebijakan baru mendapat kritikan,” tandasnya.

Lantas, apakah stick cone tersebut kemungkinan akan kembali ditiadakan?

Slamet kembali menegaskan, bahwa keputusan tersebut tergantung dari hasil evaluasi pihaknya bersama pihak Forum LLAJ dan kelompok goes.

“Sampai saat ini kita sambil melakukan evaluasi, kalau memang hasilnya diputuskan untuk dicabut, maka kita tidak akan memasangnya lagi,” pungkasnya.