News

Staf Ahli Menko Polhukam Khawatirkan Lemahnya Pemahaman Pancasila di Generasi Muda

apahabar.com, JAKARTA – Staf Ahli Menko Polhukam Bidang Ideologi dan Konstitusi, Irjen Pol. Agung Makbul mengkhawatirkan…

Staf Ahli Menko Polhukam, Irjen Pol. Agung Makbul. Foto: Instagram/@agung_makbul.

apahabar.com, JAKARTA – Staf Ahli Menko Polhukam Bidang Ideologi dan Konstitusi, Irjen Pol. Agung Makbul mengkhawatirkan melemahnya pemahaman Ideologi Pancasila di kalangan generasi muda.

Menurutnya, ini menjadi permasalahan yang cukup serius di tengah buntunya tongkat estafet regenerasi dari generasi lama ke generasi baru.

Menurutnya, lemahnya nilai-nilai Pancasila di kalangan pemuda dikarenakan minimnya pendidikan karakter. Hal itu merupakan Pekerjaan Rumah (PR) bagi seluruh komponen bangsa.

Menurutnya, Semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi ruh bangsa untuk tetap bersatu kini terganggu.

Terganggu dengan berkembangnya aspirasi ideologi transnasional yang bertentangan dengan ideologi Pancasila. Terganggu juga dengan derasnya arus informasi melalui media digital yang sulit disaring.

Menurutnya ini tentu harus disikapi dengan tepat dan bijak agar generasi muda Indonesia tumbuh dengan baik.

“Tidak tumbuh menjadi anak yang tidak berkarakter dan menjadi penjajah atas bangsanya sendiri," ungkap Agung sapaannya, Jumat (23/9).

Baginya, pendidikan sangat penting untuk membentuk karakter anak bangsa sekaligus menanamkan nilai-nilai Pancasila.

Ia khawatir dengan pola hidup generasi muda sekarang yang dikepung oleh globalisasi dan digitalisasi. Pola hidup sekarang menjadikannya pemuda yang lemah akan Ideologi Pancasila.

"Anak muda saat ini cenderung skeptis terhadap negara dan lebih tertarik dengan dunia digital melalui gadgetnya,” ujar Agung.

Semua pihak memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa masa depan bangsa Indonesia harus berada di tangan generasi yang hebat. Generasi muda yang memiliki kualitas pendidikan yang mumpuni.

Selain itu, Agung juga menyoroti banyaknya tindak kekerasan yang terjadi di duni pendidikan.

Mulai dari kekerasan fisik, pelecehan seksual, perundungan, dan hingga kasus baru yang menimpa seorang santri yang meninggal karena berkelahi.

Menurutnya, permasalahan tersebut terjadi karena kurangnya pemahaman nilai-nilai Pancasila.

"Hal ini menjadi alarm untuk kita bersama bahwa terdapat sisi kelemahan dalam pendidikan karakter dan penanaman nilai Pancasila di Indonesia," ucap Agung.

Diketahui, sebelumnya Agung menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) di Bekasi. Rakor bertema, Isu-Isu Strategis Tentang Pentingnya Pendidikan Karakter dan Penanaman Nilai Pancasila Dalam Mewujudkan Sumber Daya Manusia Unggul dan Berdaya Saing.

Acara tersebut dihadiri oleh Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemenristek Dikti Restu Gunawan. Selain itu, hadir juga Direktur Pengkajiam Kebijakan PIP BPIP RI, Mohd. Sabri AR.