Kalteng

Staf Ahli Kalteng dan Kalsel Bertemu, Ada Apa?

apahabar.com, PALANGKA RAYA — Staf ahli Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) dan Kalimantan Selatan (Kalsel) saling bertemu…

Staf ahli dari Kalimantan Selatan melakukan silaturahmi dengan staf ahli Gubernur Kalimantan Tengah. Foto-Istimewa

apahabar.com, PALANGKA RAYA — Staf ahli Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) dan Kalimantan Selatan (Kalsel) saling bertemu di Palangka Raya, Jumat (27/11), ada apa ya?

Rombongan dari Kalsel terdiri dari sejumlah staf ahli dari kabupaten/kota, yakni Banjarmasin, Banjarbaru, Barito Kuala, Tanah Bumbu, dan Tabalong.

Rombongan dipimpin oleh staf ahli Gubernur Kalimantan Selatan, Fathurrahman.

Sementara dari tuan rumah, diwakili oleh staf ahli Gubenur Kalteng bidang kemasyarakatan dan sumber daya manusia, Herson B Aden.

Disamping itu, ada pula staf ahli bidang pemerintah hukum politik, Endang Kusriatun dan bidang ekonomi keuangan pembangunan, Yuas Elko.

Pertemuan berbalut silaturrahmi itu, ternyata ada misi khusus. Yakni, saling bertukar pengalaman tugas pokok dan fungsi di lembaga masing-masing.

Dari diskusi mereka, sepakat bahwa tugas dan peran staf ahli sangat signifikan, untuk memberikan masukan berupa telahan dan rekomendasi positif bagi pimpinan.

Dalam kesempatan itu Herson B Aden mengatakan, perlunya tools atau media bantu yang dapat membantu para staf ahli gubernur Kalteng dalam memberikan telaahan.

Tools tersebut salah satunya dapat diakses secara digital seperti pusat data terintegrasi pada gedung smart province yang dimiliki Kalteng

“Pusat data itu penting, karena banyak kajian dan analisis yang memerlukan data dukung,” ujarnya.

Bank data tersebut membantu staf ahli gubernur dalam membuat ukuran kinerja pembangunan sebagai masukan bagi pimpinan.

Selain untuk menganalisa data secara langsung, juga data dapat membantu monitoring pembangunan dan kondisi riil Kalteng secara online dari ‘meja pimpinan’.

Inovasi pusat data smart province tersebut mendapat tanggapan positif dari para staf ahli provinsi tetangga.

Bahkan mendorong agar ide tersebut diangkat pada pertemuan-pertamuan nasional sebagai masukan bagi para kepala daerah di Indonesia agar menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.