Hot Borneo

Sssttt.. Bacalon Rektor ULM Sowan ke Politisi Lingkar Istana

apahabar.com, BANJARMASIN – Puncak Pemilihan Rektor (Pilrek) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) masih dua bulan lagi. Namun,…

Tiga kandidat calon bersaing memimpin Universitas Lambung Mangkurat hingga empat tahun ke depan, dalam Pilrek 2022. Dok.apahabar.com

apahabar.com, BANJARMASIN – Puncak Pemilihan Rektor (Pilrek) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) masih dua bulan lagi. Namun, sengitnya persaingan antarkandidat mulai terasa.

Rabu 16 Juni lalu, senat atau dewan pengajar ULM menggelar rapat tertutup. Hasilnya, ada empat nama bakal calon (bacalon) rektor ULM periode 2022-2026.

Menariknya, sejumlah bacalon rektor di kampus tertua Kalimantan tersebut mulai bergerilya. Demi mencari dukungan, manuver dilakukan tak hanya sebatas lingkup internal, melainkan eksternal kampus. Bahkan sampai politisi.

Sumber terpercaya media ini menyebut seorang kandidat rektor bahkan sowan ke salah satu tokoh politik di lingkaran Istana Kepresidenan, Jakarta.

Tokoh yang didatangi salah satu bacalon rektor ULM tersebut diketahui punya pengaruh besar dan memiliki kedekatan khusus dengan Presiden Joko Widodo.

Diketahui pemerintah melalui Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) punya peran vital dalam menentukan hasil Pilrek ULM 2022.

Berdasar Peraturan Menristekdikti Nomor 19 Tahun 2017 dan 21/2018, ada empat tahapan pengangkatan rektor perguruan tinggi negeri. Dimulai penjaringan bakal calon oleh senat atau dewan pengajar.

Tahapan pertama bakal menghasilkan 4 bakal calon rektor. Tahapan kedua penyaringan calon.

Di tahap kedua, bacalon dari tahap sebelumnya akan menyampaikan visi, misi, dan program kerjanya dalam rapat senat terbuka.

“Daripada ke tokoh politik, lebih baik melapor ke tuhan, ” begitu kata Prof Hadin.

Selanjutnya, senat akan mengadakan rapat tertutup untuk menetapkan tiga kandidat calon rektor. Lalu menyampaikannya ke menteri.

Rapat senat tahap dua ini dapat dihadiri pejabat kementerian yang ditunjuk oleh menteri. Meski tak memiliki hak suara, mereka tetap memiliki hak bicara.

Selesai 3 nama, kementerian melakukan penelusuran rekam jejak. Bila terdapat bacalon memiliki rekam jejak negatif, maka dilakukan penjaringan ulang.

Sementara tahapan ketiga ialah pemilihan calon rektor. Pemilihan dilakukan dalam rapat senat tertutup. Yang dihadiri anggota senat dan menteri.

Dalam pemilihan, mengacu aturan tersebut menteri memiliki hak suara sebesar 35 persen. Sementara senat atau dewan pengajar 65 persen.

Jika dua calon memiliki suara tertinggi yang sama, layaknya Pilpres 2004, maka bakal dilakukan pemilihan putaran kedua.

Apabila masih sama lagi, maka bola keputusan ada di tangan menteri pendidikan. Selesai tahapan terakhir barulah calon rektor terpilih ditetapkan dan dilantik oleh sang menteri.

Ketua Senat ULM, Prof Hadin Muhjad belum mengetahui jika ada bacalon rektor yang bergerilya mencari dukungan hingga ke istana.

Namun menurutnya, langkah politis dalam Pilrek bisa dimaklumi. Sebab, setiap kandidat punya hak untuk memainkan ‘strategi’.

“Sejatinya, senat tidak bisa mengatur itu. Sebab, hak pribadi masing-masing [bacalon] bebas melakukan usahanya,” ucap Prof Hadin kepada apahabar.com, Minggu (19/6).

Tetapi, dirinya meyakini gerilya bacalon ke politisi takkan berpengaruh pada hasil akhir. Toh, kata Prof Hadin, hak suara senat lebih dominan ketimbang pemerintah pusat.

Sisa waktu pemilihan masih lama. Guru besar hukum administrasi ini pun mengimbau para kandidat menciptakan Pilrek yang sejuk dan damai.

“Waktu masih panjang. Masih bisa umrah, daripada ke tokoh politik, lebih baik lapor ke tuhan,” Prof Hadin berkelakar.

Profil Kandidat Rektor

Ada empat bakal calon rektor terpilih ULM 2022-2026. Yaitu Prof Aminuddin Prahatama Putra, kemudian Dr Ahmad Syamsu Hidayat, Prof Yudi Firmanul Arifin, dan Prof Ahmad Alim Bahri.

Nama-nama di atas bukanlah sosok sembarangan. Prof Aminuddin Prahatama Putra, misalnya. Ia saat ini menjabat sebagai wakil Rektor I Bidang Akademik di ULM.

Lalu Dr Achmad Syamsu Hidayat. Samsu juga masih menjabat wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan.

Prof Yudi Firmanul Arifin juga punya jabatan strategis. Ia wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan Humas.

Dan yang terakhir, Prof Ahmad Alim Bachri. Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis ini pernah menjabat wakil Rektor I ULM.

Sebelum ditetapkan sebagai calon, pada 6-8 Juli 2022 mereka akan memaparkan visi, misi, dan program kerja bila terpilih memimpin ULM empat tahun ke depan.

Termasuk tahap penjaringan yang diawali sidang senat terbuka dan tertutup untuk penetapan tiga nama calon rektor. Tiga nama terkuat lalu disampaikan ke Menteri Pendidikan pada 13-15 Juli mendatang.

Puncaknya, pemilihan rektor digelar 31 Agustus 2022. Lalu, pada 1-3 September penyampaian berita acara ke Menteri Nadiem Makarim.

Terlepas bagaimana upaya mereka menghimpun dukungan, Prof Hadin berpesan agar bacalon berkompetisi secara sehat selayaknya seorang akademisi.

“Biar bisa jadi contoh bagi masyarakat umum,” ujarnya.