Sri Mulyani Optimis Seribu Perusahaan Tercatat di BEI pada 2023

Menkeu mengungkapkan Indonesia harus memiliki Investasi yang lebih besar, dengan mendorong lebih banyak perusahaan tercatat di BEI, pada 2023

Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (4/1/2021). (Foto: Antara)

apahabar.com, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani mengungkapkan Indonesia harus memiliki investasi yang lebih besar, dengan mendorong lebih banyak perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), pada 2023.

Pencatatan tersebut, harus lebih banyak dilakukan untuk mendorong tingkat investasi di Indonesia, Sri Mulyani Berharap jumlah Initial Public Offering (IPO) di BEI bisa mencapai seribu perusahaan pada tahun 2023.

“Jumlah yang sudah IPO 825 perusahaan pada tahun 2022, saya selalu meng-encourage kapan nembus 1.000, dan di pipeline masih sekitar 40 perusahaan, saya rasa harus di-encourage terus,” ungkap Menteri Keuangan dalam keterangan tertulis, Minggu (1/12).

Baca Juga: Sri Mulyani: Penerimaan Pajak 2022 Lampaui Target

Memasuki penghujung tahun 2022, pemerintah akan terus berupaya untuk menjaga momentum pemulihan dengan sangat kuat dan tetap tangguh. Bahkan menjaga optimisme pertumbuhan yang lebih baik dan lebih kuat di tahun 2023.

Menkeu optimis bahwa tahun 2023 target investasi tersebut, akan bisa tercapai.

“Namun kita tidak underestimating 2023 akan menimbulkan another battle ground yang harus kita sikapi dengan kewaspadaan,” kata Sri Mulyani.

Indonesia tetap harus waspada mengingat masih terdapat tantangan yang akanterjadi pada tahun 2023. Bagi Sri Mulyani, optimisme dan kewaspadaan merupakan campuran yang terbaik dari sikap kita untuk memasuki tahun 2023,” ungkapnya.

Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap Tiga Faktor yang Tekan Pemulihan Ekonomi

Selain itu, Sri Mulyani juga mengungkapkan bahwa surat berharga negara yang diterbitkan pemerintah tahun ini menunjukan kinerja positif. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan jumlah investor dari sukuk tabungan.

“Jumlah investor mencapai 35.000. Ini menggambarkan bahwa di dalam komunitas Indonesia memang banyak potensi dari investor ritel yang perlu untuk kita gerak bersama,” ujarnya.

Jumlah tersebut, kata Sri Mulyani, didominasi oleh investor yang berasal dari generasi milenial.

“Inilah generasi muda yang nanti akan menjadi pelaku bursa, baik di bursa saham, bursa surat berharga negara Indonesia, maupun surat berharga lainnya,” imbuhnya.

Di sisi lain, Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK) memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap sektor keuangan termasuk pasar modal.

Baca Juga: Optimisme Sri Mulyani Ekonomi Indonesia 2022 di Atas Ekspektasi

Tujuannya adalah untuk memperkuat tata kelola dan peningkatan kepercayaan publik menjadi salah satu fokus tujuan undang-undang ini.

“Karena kita sudah semakin menyadari bahwa investor apalagi generasi muda mereka akan sangat sangat termotivasi. Mereka juga memiliki keinginan tahu yang tinggi dan semangat untuk berinvestasi, namun mereka juga perlu untuk dijaga kepercayaan dengan kredibilitas peraturan dan tata kelola kita,” ucapnya.

Dengan begitu, Menkeu berharap di tahun mendatang UU P2SK juga akan dapat semakin memperkuat pasar modal Indonesia.

“Saya berharap untuk tahun 2023 kita akan bersama-sama mensosialisasikan UU P2SK ini sehingga makin dipahami oleh seluruh masyarakat dan juga pelaku pasar di dalam rangka untuk memperkuat dan membangun sektor keuangan yang makin tangguh, makin resilien, makin bisa dipercaya dan menjadi tempat masyarakat Indonesia dan bahkan dunia untuk berinvestasi di Indonesia,” tutupnya.