Ancaman Resisi

Sri Mulyani Ingatkan Ancaman Resesi Global

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa kenaikan inflasi menjadi kekhawatiran tersendiri bagi para pembuat kebijakan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat menghadiri Forum Ikatan Bank Indonesia. Foto: apahabar.com

apahabar.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa kenaikan inflasi menjadi kekhawatiran tersendiri bagi para pembuat kebijakan, khususnya menteri keuangan dan bos bank sentral.

Sebelumnya, para ekonom dan bankir dunia memprediksi bahwa lonjakan inflasi yang terjadi hanya bersifat temporary (sementara). Namun pada kenyataannya, inflasi justru memicu permintaan kenaikan gaji atau upah.

Pasca pandemi Covid-19, menurut Sri Mulyani, kepercayaan diri masyarakat global mulai tumbuh seiring ditemukannya vaksin. Hanya saja, dari sisi permintaan terhadap barang, belum sepenuhnya pulih. 

Baca Juga: Inflasi Pangan tidak Terkendali, BI Terpaksa Naikkan Suku Bunga Acuan

“Ternyata tidak kembali secara smooth dan lancar, karena manusia itu tidak seperti listrik yang bisa di on and off,” ujarnya saat menghadiri Forum Ikatan Bank Indonesia, Senin (9/1).

Hal itu menurut Sri Mulyani terjadi di banyak sektor. "Misalnya, restoran dibuka, tapi rekrutmen untuk pelayanannya tidak dibuka. Toko-toko dibuka, tapi pelayan tidak cukup dan barangnya masih tertahan,” paparnya.

Di sisi lain, aktivitas logistik belum sepenuhnya pulih, sehingga ketersediaan barang menjadi terbatas. Padahal sebelumnya, sejumlah negara maju mulai confidence seiring program vaksinasi dan kegiatan ekonomi sudah mulai berjalan.

Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap IMF Revisi Ekonomi Global 2,7 Persen

Menurut Sri Mulyani, hal itu tidak bisa dilepaskan dari tersebarnya lokasi konsumen pasca kebijakan work from home (WFH), sementara permintaan terhadap barang tetap tinggi. Belakangan, hal itu telah memicu permintaan kenaikan gaji atau upah dari para sopir truk.

“Ketika permintaan mulai dirangkai, tapi sampai di pelabuhan tidak ada sopir truk yang mau mengangkutnya,” ujar Sri Mulyani.

Pengiriman menjadi terhambat, ketika barang yang seharusnya diterima konsumen ternyata masih teronggok di pelabuhan. 

Baca Juga: BPS Ungkap Enam Pemicu Kenaikkan Inflasi Global di 2022

“Mereka menuntut kalau perusahaan ingin sopir keluar, maka pengusaha harus bayar lebih tinggi, dan itulah yang memicu inflasi,” ungkapnya.

Tak heran jika inflasi global di sepanjang tahun 2022 cukup tinggi. Sejumlah negara maju mengalami pertumbuhan ekonomi yang sulit.

“Itulah fenomena yang membuat para pengambil kebijakan di negara-negara maju merasa terkejut dengan tingginya inflasi,” tutupnya.