Kalsel

Spanduk Tolak Politik Uang di Wilayah PSU Pilgub Kalsel Dirusak, Ada yang Gerah?

apahabar.com, BANJARMASIN – Perlawanan masyarakat terhadap politik uang dalam pemungutan suara ulang (PSU) Pilgub Kalimantan Selatan…

Oleh Syarif
Tulisan spanduk tolak politik uang dicoret oleh oknum tak dikenal. Foto-Istimewa

apahabar.com, BANJARMASIN – Perlawanan masyarakat terhadap politik uang dalam pemungutan suara ulang (PSU) Pilgub Kalimantan Selatan mendapat tantangan baru dari oknum-oknum tidak bertanggung jawab.

Hampir seluruh spanduk-spanduk peringatan terhadap bahaya politik uang dicabuti dan dirusak oleh orang tak dikenal.

Padahal, pemasangan spanduk melawan dan menolak politik uang secara swadaya oleh masyarakat merupakan bagian dari partisipasi publik dalam pengawasan PSU.

Hal ini selaras dengan agenda Forum Warga Pengawas Pemilu, sebuah gagasan yang dicetuskan Bawaslu Kalsel sebagai upaya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan Pilkada.

Peristiwa pencabutan spanduk tolak politik uang ini menimbulkan pertanyaan, mengapa ada pihak yang sangat gerah dan takut akan kehadiran pesan-pesan anti-politik uang dalam spanduk tersebut?

Ahmad Syarif, Ketua Aliansi Anti Money Politik Kalimantan Selatan mengecam adanya tindakan pengrusakan spanduk tolak politik uang.

"Pesan di dalamnya sangat baik, memberikan perlawanan terhadap praktik politik uang yang menjadi cikal-bakal bencana bagi warga. Harusnya didukung bersama. Ini justru dicabut, bahkan dilaporkan ke Bawaslu oleh oknum yang berkamuflase mengatasnamakan warga." ungkap Syarif.

Syarif memperingatkan kepada oknum yang mencabut spanduk-spanduk tolak politik uang agar tidak memancing potensi gesekan yang terjadi di masyarakat. Karena semangat menolak politik uang adalah kehendak rakyat, dan juga program terencana yang telah dan sedang dilaksanakan oleh jajaran Bawaslu dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga kecamatan.

Setiap pesan tolak politik uang yang tersebar adalah bentuk pembantuan kinerja pengawas pemilu yang dilakukan oleh masyarakat.

"Jangan lakukan tindakan yang arogan dengan mencabut secara diam-diam spanduk tolak politik uang. Jika ketahuan, bisa memunculkan gesekan dan keributan di tengah masyarakat," pungkas Syarif.

Sebelumnya suara masyarakat untuk menolak politik uang terjadi semakin masif. Mereka bersandar pada nasehat para tuan guru dan ulama-ulama kenamaan.

Salah satu yang dikutip adalah isi ceramah Ustad Abdul Somad (UAS) yang videonya viral beredar di masyarakat. UAS menyatakan "ambil uangnya, jangan pilih orangnya, siap!!" kemudian masyarakat menjawab dengan antusias "siap!!".

Pesan UAS ini ditengarai sebagai bentuk perlawanan sekaligus pembelajaran yang efektif bagi para pelaku politik uang, agar tidak menggunakan cara-cara maksiat dalam meraih jabatan.

Pesan ini rupanya begitu diterima dan turut diperjuangkan oleh masyarakat Banua, mengingat latar belakang warga yang sangat agamis.