Kalsel

Sosok Rozien, Santri Banjarbaru yang Tewas Ditusuk Preman di Cirebon

apahabar.com, BANJARMASIN – Sopan, murah senyum, cerdas, supel, dan agamais. Demikian sedikit gambaran tentang Muhammad Rozien….

Ibu dan adik mendiang Rozien saat menyampaikan sambutan di hadapan guru dan santri Ponpes Husnul Khotimah. Foto-Istimewa

apahabar.com, BANJARMASIN – Sopan, murah senyum, cerdas, supel, dan agamais. Demikian sedikit gambaran tentang Muhammad Rozien.

Tak cuma keluarga, banyak pihak yang berduka atas kepergian Rozien, santri yang tewas ditusuk dua preman di Cirebon, awal September 2019 lalu.

Di Kota Udang – sebutan Cirebon, Rozien menempuh pendidikan berbasis agama.

Namun begitu Rozien tetap mengikuti perkembangan era modern. Sang ayah sampai menjulukinya santri milenial.

Sebelum ajal menjemput, mendiang Rozien memiliki tekad untuk mengkhatamkan Alquran sekalipun tahu dunia perkuliahan akan sesibuk apa.

Atas kepergiannya, tidak hanya keluarga yang berduka apalagi dengan cara setragis itu.

Keluarga Pondok Pesantren Husnul Khotimah terutama, kebersamaan mereka telah terjalin lebih dari 5 tahun lamanya.

Baik teman-teman akrab hingga para asatidz atau guru pun berurai air mata, tatkala melihat jenazah Rozien tertutup keranda hijau.

Rozien, menurut Kepala Madrasah Ponpes Husnul Khotimah, Danni Abdurahman, adalah murid terpelajar dengan akhlak yang baik.

"Ananda adalah anak yang dikenal sangat hormat dengan orang tuanya,” ujar Danni.

Sosok yang sopan, murah senyum, cerdas, dan supel adalah sedikit gambaran Rozien.

Kecintaan terhadap ilmu juga begitu mendalam. Lima juz dari Alquran, dan 40-an hadits sudah dihafalnya.

Itu semua menurutnya tidak terlepas dari peran kedua orang tua Rozien. Terlebih dirinya menyaksikan ketegaran Indira, Ibu Rozien, saat melepas kepergian sang anak.

"Saya menjadi saksi saat uminya menyampaikan pesan di hadapan santri dan para ustaz dengan begitu sabar dan tabah," ungkap Danni.

Tim apahabar.com juga menghubungi salah satu kerabat dekat dalam keluarga Rozien, Husna.

Husna adalah teman dekat sang Ibu yang juga sempat mengasuh Rozien sejak umur 3 tahun.

"Waktu Ibunya kuliah. Saya yang jagain, sekalian saya sekolah juga di sana waktu itu," katanya saat dihubungi melalui panggilan suara.

Rozien kecil menurutnya adalah anak yang pendiam dan penurut, tidak seperti anak laki-laki kebanyakan.

"Anaknya nurut dan santun. Sama kita tidak pernah bentak atau marah. Sama adeknya juga sayang banget, paling kalau berantem sebatas rebutan mainan saja," tutur Guru Tilawah ini.

Kepergian Rozien juga membuatnya syok. Apalagi informasi yang dia peroleh, Rozien harus terlibat dengan beberapa preman yang berujung merenggut nyawanya.

"Kok bisa kayak gitu, padahal Rozien jauh dari orang yang enggak-enggak. Tapi ya kita kembalikan pada takdir Allah," ujarnya.

Di akhir percakapan, Husna juga menceritakan kesedihan Ibunda Rozien saat harus mengikhlaskan kepergian buah hatinya tercinta.

"Bagus banar anak ulun [saya] meninggal mati syahid, meninggal dalam keadaan menuntut ilmu," katanya mengulangi kalimat Indira, Ibu Rozien.

Baca Juga:Mengenang Mendiang Rozien, Santri asal Banjarbaru yang Tewas Ditusuk di Cirebon

Baca Juga:Melawan Saat Ditangkap, Polisi Tembak Pembunuh Santri Husnul Khotimah Asal Kalsel

Reporter: Musnita SariEditor: Fariz Fadhillah