Sosok Polisi Tewas Dibunuh di Kampung 'Narkoba' Kalteng di Mata Rekan

Polisi yang tewas mengenaskan di kampung narkoba Kalteng dikenal sebagai sosok penyayang keluarga.

Jasad Aipda Andre dievakuasi menggunakan gerobak setelah tewas dikeroyok sejumlah orang di Puntun, kompleks yang dikenal sebagai kampung narkobanya Kalteng. Foto: Indeksnews

apahabar.com, PALANGKA RAYA - Kabut duka menyelimuti markas Polda Kalteng. Seorang polisi, Aipda Andre Wibisono tewas dibunuh di Kampung 'Narkoba' Puntun.

Anggota bidang kedokteran dan kesehatan (Biddokes) Polda Kalteng itu tewas mengenaskan di Kompleks Puntun, yang dikenal sebagai kampung 'narkoba' Kalteng, Jumat (2/12). 

Di mata rekan, sosok alm Aipda Andre rupanya tak hanya dikenal sebagai sosok yang pemberani. 

"Dia loyal terhadap teman-temannya. Dikenal sangat pemberani," ujar Sulkan, rekan seangkatan Aipda Andre, seperti dikutip dari Tribun Kalteng, Minggu (4/12).

"Dia juga bapak penyayang keluarga," sambungnya. 

Aipda Andre tewas dengan sejumlah luka sayatan, bacokan dan benda tumpul. Tak cuma itu, sejumlah luka tembak juga bersarang di bagian kepala hingga lehernya.

Saat berita ini diturunkan, delapan terduga pengeroyok Aipda Andre telah diamankan polisi. Polda Kalteng tengah mendalami motif daripada pengeroyokan maut tersebut.

Aipda Andre semasa hidup.

"Enam orang diduga terlibat langsung aksi pengeroyokan," tutur Kabid Humas Polda Kalteng, Kombes Pol Eko Saputro, kepada apahabar.com, kemarin.  

Baca Juga: 6 Orang Ditetapkan Jadi Tersangka Pembunuhan Polisi di Kampung 'Narkoba' Kalteng

Aksi kejar-kejaran mewarnai proses penangkapan. Delapan pelaku yang diduga merupakan kaki-tangan bandar narkoba itu mencoba kabur begitu tahu polisi datang. Mereka mencoba kabur ke arah hutan belakang Puntun yang dipenuhi rawa-rawa.

Wajah mereka berlumuran lumpur ketika berhasil diamankan kepolisian. Polisil lalu membakar gubuk-gubuk yang diduga menjadi sarang pemakai menikmati sabu.

Sejumlah warga Puntun ditangkap buntut tewasnya petugas polisi. Foto: Borneonews.

Lima parang, puluhan butir peluru air soft gun, serta sejumlah sabu dan pil zenith ditemukan dalam penggerebekan siang itu. 

Sehari sebelumnya, Aipda Andre ditemukan dalam kondisi berlumuran darah di areal rawa dekat titian jalan Puntun, kompleks yang dikenal sebagai 'Kolombianya' Kalteng itu.

Mendengar teriakan minta tolong, orang-orang di kampung narkoba itu sempat takut untuk menolong. Sampai akhirnya berhasil dievakuasi menggunakan sebuah gerobak.

Namun nahas nyawa Aipda Andre tak tertolong saat dievakuasi menuju RS Bhayangkara. Hasil visum menyebutkan terdapat sebanyak 9 titik luka di sekujur jasad Andre. 

"Orang ini memang bernyali. Ibarat kalau berkelahi terdahulu di depan. Nyalinya memang luar biasa," kata Sulkan, rekannya. 

Sejumlah orang yang diduga terlibat penganiayaan dan pembunuhan Anggota Polda Kalteng diringkus dari Kampung Puntun. apahabar.com/Andre

Dikenang sebagai pemberani, Aipda Andre juga dikenal sebagai sosok penyayang keluarga. Sekalipun telah bercerai dengan sang istri, kata Sulkan, ia selalu memberi gajinya kepada semua anak-anak perempuannya.

"Rumah yang dibelinya di Pangkalan Bun sudah diniatkan untuk keempat anaknya, mau dijual Rp400 juta," jelasnya.

Kepiluan juga terpancar jelas dari wajah Prabowo, adik kandung Aipda Andre. Ia hanya bisa berharap peristiwa tewasnya petugas kepolisian saat bertugas tidak lagi terjadi.

"Wajib dibersihkan [wilayah narkotika], saya berharap kejadian seperti ini agar menjadi perhatian khusus," jelasnya sembari menyebut bahwa dampak narkoba sangat luar biasa hingga menewaskan anggota kepolisian.

Sesuai rencana, jenazah Aipda Andre dimakamkan hari ini di pemakaman Tjilik Riwut, Km 12, seusai ibadah penghiburan keluarga.

Baca Juga: Sejarah Kampung "Narkoba" Puntun Palangka Raya: Dihuni Pendatang!