Guru Honorer di Hampang Kotabaru yang Berjalan 7 Jam Terobos Hutan Dicari Polisi

Berjuang menjadi seorang guru honorer di pedalaman sudah pasti tidak lah mudah.

Oleh Masduki
Guru honorer di hampang Kotabaru mendapat apresiasi dari Kapolsek Hampang, Ifda Sidiq, karena perjuangannya yang rela berjalan kaki selama 7 jam demi mengajar di pedalaman. Foto-Istimewa.

apahabar.com, KOTABARU - Guru honorer di Hampang Kotabaru yang berjalan selama 7 jam menerobos hutan kini dicari polisi setempat. Dia dicari bukan karena terlibat kasus kriminal, melainkan ada anggota kepolisian yang bersimpati dengan perjuangannya.

Sebelumnya diberitakan apahabar.com, seorang pemuda bernama Dulatif rela menempuh 7 jam perjalanan menerobos hutan demi mengajar anak-anak di pedalaman. Menariknya, ia bukan guru PNS yang digaji lumayan, tapi hanya guru honorer dengan gaji pas-pasan.

Pria berusia 26 tahun ini merupakan guru honorer kelas jauh, tepatnya di RT 2 Juhu Bincatan Desa Muara Urie, Kecamatan Hampang, Kotabaru, Kalsel.

Sementara Juhu Bincatan sendiri merupakan kawasan pedalaman di pegunungan Meratus dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).

Menuju tempat mengajar Dulatif bukan melintasi jalan datar semata, akan tetapi harus menanjak bukit hingga menuruni lembah.

Selain itu ia juga dipaksa harus pula melintasi banyak sungai dan jembatan darurat yang terbuat dari bambu. 

Kalau tidak tersedia jembatan Dulatif juga mesti rela rela pakaian yang dikenakannya basah terendam air sungai.

Setiap kali berangkat, Dulatif juga harus bekal dengan tas lanjung. Oleh karena bekal itu untuk beberapa hari dipastikan bobot lanjung itu mencapai puluhan kilogram.

Meski demikian, semangat Dulatif tetap membara. Selepas lulus kuliah kependidikan kesempatan mengajar di kelas jauh atau cabang sekolah induk ia terima dengan ikhlas.

Di sekolah jauh itu, Dulatif sendiri mengajar sebanyak 10 orang siswa kelas I hingga kelas V. Sedangkan siswa kelas VI biasanya melanjutkan ke sekolah induk.

Ironisnya, perjuangan Dulatif atau akrab disapa dengan Adul Juhu ini dinilai tidak sepadan dengan pendapatan. Sebab, ia hanya menerima honor Rp800 ribu perbulan dari pemerintah.

Belakangan, perjuangan Adul Juhu ini banyak mendapatkan simpati dari berbagai kalangan untuk membantunya.

Semenjak perjuangan Adul Juhu diberitakan apahabar.com, ternyata diam-diam sosoknya dicari oleh polisi. Ia merupakan Kapolsek Hampang bernama Ipda Sidiq Martujet.

Ipda Sidiq mencari bukan karena Adul Juhu terlibat kasus, akan tetapi lantaran penasaran dan bangga atas perjuangan yang dilakoni guru honorer tersebut.

Setelah mencari dan berhasil menemukan nomor kontak Adul Juhu, Sidiq pun berkesempatan berjumpa langsung dua bulan kemudian, hal itu lantaran lokasi mengajarnya sangat minim jaringan seluler.

Pertemuan yang telah direncanakan jauh hari itu berlangsung di Mapolsek Hampang. Obrolan hangat keduanya pecah saat Adul Juhu mulai bercerita langsung dari awal hingga akhir perjalanannya di hadapan Kapolsek.

Sidiq mengaku pertama kali mengetahui detil perjuangan Adul Juhu setelah membaca berita di media online apahabar.com pada akhir Agustus 2022 lalu.

"Intinya, setalah saya baca berita apahabar.com, saya bangga dan semangat sosok Adul Juhu ini. Makanya saya sudah lama ingin bertemu langsung," kata Sidiq, Minggu (8/10) siang.

Sidiq berharap pertemuannya dapat menambah semangat Dulatif sebagai putra daerah rela mencerdaskan anak-anak di pedalaman Kotabaru dengan perjuangan dengan sarana dan kondisi yang serba terbatas.

Menariknya, di penghujung pertemuan, Sidiq juga memberikan bantuan langsung untuk Adul Juhu, juga perangkat seragam sekolah untuk para anak didiknya.

"Semoga sedikit bantuan ini bisa menambah semangat Adul Juhu, dan para siswanya hingga sukses meraih cita-citanya," pungkasnya.

Baca Juga: Perjuangan Guru Honorer di Hampang Kotabaru, 7 Jam Berjalan Terobos Hutan