Soroti Kerawanan Narkotika di Pertambangan, Kepala BNN RI: Dipicu Jadwal Kerja

Bukan tanpa sebab kalau kawasan pertambangan termasuk rawan tindak pidana penyalahgunaan narkotika, termasuk di Kalimantan Timur. 

Kepala BNN RI, Petrus Reinhard Golose, ketika meresmikan memiliki laboratorium narkotika di Tanah Merah, Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (9/11). Foto: Gatra

apahabar.com, SAMARINDA - Bukan tanpa sebab kalau kawasan pertambangan termasuk rawan tindak pidana penyalahgunaan narkotika, termasuk di Kalimantan Timur. 

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI, Komjen Pol Petrik Reinhard Golose, menyebut situasi itu dipicu sejumlah faktor.

Salah satunya jadwal kerja para pekerja tambang hingga 2 shift lebih. Akibatnya pekerja di shift berikutnya menggunakan narkotika sebagai booster.

"Banyak narkotika yang beredar di Kalimantan Timur dipakai di tambang-tambang," papar Petrik Reinhard Golose, Kamis (10/11)

Terkait kasus narkotika di Indonesia yang cenderung masih tinggi, BNN berkomitmen melakukan tindakan pencegahan.

Mereka yang sudah terlanjur menjadi pengguna, akan diberikan rehabilitasi gratis. Sedangkan para pengedar akan terus ditangkap untuk memotong jaringan narkotika tersebut.

"BNN siap memotong jaringan peredaran. Adapun untuk rehabilitasi, BNN sudah memiliki Tim Assessment Terpadu untuk merehabilitasi pengguna narkotika," tandas Petrik.