Tak Berkategori

Sore Ini, Dolar AS Tekan Rupiah ke Rp14.595

apahabar.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.595 per dolar AS pada perdagangan pasar…

Ilustrasi rupiah dan dolar AS. Foto-Ist

apahabar.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.595 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Senin (12/4) sore.

Melansir CNN Indonesia, posisi tersebut melemah 0,21 persen dibandingkan perdagangan Jumat (9/4) sore di level Rp14.565 per dolar AS.

Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.631 per dolar AS, atau melemah dibandingkan posisi hari sebelumnya yakni Rp14.580 per dolar AS.

Sore ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau melemah terhadap dolar AS. Dolar Singapura melemah 0,01 persen, dolar Taiwan melemah 0,04 persen, won Korea Selatan melemah 0,34 persen, dan peso Filipina melemah 0,01 persen.

Kemudian rupee India melemah 0,32 persen, ringgit Malaysia melemah 0,02 persen dan bath Thailand terpantau melemah 0,51 persen. Sebaliknya, yen Jepang menguat 0,21 persen dan yuan China menguat 0,01 persen.

Sementara itu, mata uang di negara maju bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris melemah 0,29 persen, dolar Kanada melemah 0,23 persen dan franc Swiss melemah 0,10 persen. Hanya dolar Australia yang menguat 0,04 persen.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar kembali menguat seiring terus bermunculannya tanda-tanda pemulihan ekonomi AS. Data terbaru yang dirilis pekan lalu menunjukkan indeks harga produsen (producer price index/PPI) meroket 4,2 persen pada bulan Maret.

Kenaikan tersebut merupakan yang tertinggi dalam lebih dari 9 tahun terakhir. “Selain itu, kenaikan PPI mengindikasikan roda bisnis mulai semakin menggeliat, dan para wirausahawan mulai meningkatkan aktivitasnya,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

Pertumbuhan ekonomi yang lebih baik juga diprediksi oleh Bank Sentral AS The Federal Reserve (The Fed). Dalam notula rapat kebijakan moneter edisi Maret yang dirilis pekan lalu, The Fed menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi menjadi pertumbuhan ekonomi AS tahun ini menjadi 6,5 persen dari prediksi sebelumnya 4,2 persen.

Namun, besarnya revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut tidak diikuti dengan pembaharuan panduan kebijakan yang akan diambil.

The Fed berkomitmen tidak akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat dan masih akan mempertahankannya hingga 2023, sementara program pembelian aset (quantitative easing/QE) senilai US$ 20 miliar belum akan dikurangi nilainya alias tapering.

“Artinya, dengan pemulihan ekonomi AS diprediksi lebih cepat dari prediksi, serta The Fed yang tidak akan merubah kebijakan moneternya tentunya memberikan efek ganda ke pasar finansial,” jelasnya.

Sementara dari dalam negeri rupiah minim sentimen pendorong sehingga penguatan dolar tak bisa diimbangi. Karena itu menurutnya, penciptaan lapangan kerja baru harus ditingkatkan mulai tahun ini melalui pemberian kemudahan dan kepastian berusaha lewat UU Cipta kerja.

“Penciptaan lapangan kerja baru akan terealisasi diantaranya karena UU Cipta kerja memberikan kemudahan bagi UMKM berupa bantuan dan perlindungan hukum, pembiayaan dan insentif fiskal serta izin tunggal melalui nomor induk berusaha (NIB),” jelasnya.

Untuk perdagangan besok, ia memprediksi mata uang rupiah kemungkinan berfluktuasi di rentang Rp14.585-14.610 per dolar AS.