Kota Paling Toleran Di Indonesia

Solo Nomor 4 Kota Paling Toleran Se-Indonesia, Menjaga Lebih Sulit daripada Mewujudkan

Solo menduduki peringkat ke-4 kota paling toleran di Indonesia 2022 berdasar hasil kajian SETARA Institute.

Kompleks depan Balai Kota Solo dipasangi hiasan imlek beberapa bulan lalu. apahabar.com/Fernando

apahabar.com, SOLO - Solo menduduki peringkat ke-4 kota paling toleran se-Indonesia 2022. Berdasar hasil kajian SETARA Institute, kota yang dipimpin Gibran Rakabuming Raka itu mendapat skor sebesar 5,883.

Solo berada di bawah Bekasi di urutan ketiga yang mendapat skor sebesar 6,080, Salatiga di urutan kedua dengan skor sebesar 6,417 serta Singkawang, yang menempati urutan pertama dengan skor sebesar 6,583.

Sumartono Hadinoto, seorang tokoh Tionghoa Solo menyambut baik masuknya Kota Solo ke peringkat 4 kota paling toleran di Indonesia. Semua itu, menurutnya tak terlepas dari perjuangan warga Solo dengan segala stakeholders yang ada. Mulai dari Pemerintah Kota, TNI, Polri, hingga masyarakat.

"Perjuangankan butuh proses, kita sudah nomor 4 kita sudah bisa menikmati hasilnya. Tapi tentunya tidak hanya puas di nomor 4, menjaga itu lebih sulit daripada mewujudkan," ungkapnya kepada apahabar.com, Senin, (10/04).

Baca Juga: Kunjungi Pasar Legi Solo, Jokowi: Secara Umum Harga Turun

Sumartono menilai toleransi yang sudah ada harus terus dijaga dan ditumbuhkembangkan. Agar ke depan kebhinekaan dapat menjadi percontohan.

Pemerintah Kota Solo diminta bersama stakeholders lebih memberi kesempatan atau ruang yang luas untuk masyarakat menggelar even budaya maupun even religi.

"Setelah itu pasti semakin toleransi. Dengan adanya even di Solo 'kan semua bisa menikmati, tidak ada curiga lagi, tidak ada kekhawatiran, tidak ada was- was. Semua bisa menerima, semua bisa menikmati ini yang perlu dijaga," ujarnya.

Sementara itu diutarakan Mashuri, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Solo, Solo dapat menduduki peringkat 4, salah satunya karena ruang publik yang ada di Jalan Jenderal Sudirman hingga kompleks depan Balai Kota Solo.

"Kemarin kita nomor 9 terus. Tentunya pencapaian yang sekarang tidak mudah. Sekarang sudah di nomor 4, jadi banyak sekali indikatornya. Public space di Jenderal Sudirman itu bisa jadi ruang-ruang untuk memperingati hari besar keagamaan," ujarnya.

Baca Juga: Indahnya Toleransi Sepi Saat Nyepi di Bekasi

Selain itu, Solo dapat menduduki peringkat 4 juga tak terlepas dari adanya gerakan muda FKUB di tingkat kecamatan, sampai di tingkat kelurahan. 

"Menurut saya toleransi di Solo sudah cukup baik. Mereka sudah aman, merasa nyaman, tidak ada persekusi dan intimidasi. Kami dari FKUB memfasilitasi advokasi juga sekaligus kita menggratiskan untuk rumah ibadah," terangnya.

Perizinan acara peribadatanpun dikatakannya tidak ada kendala yang pasti. Usai ada pengajuan, pihaknya langsung menurunkan tim ke lapangan, verifikasi faktual untuk mengecek semuanya.

"Dari segi kerukunan, dari segi lingkungannya. Kalau memenuhi kami langsung berikan rekomendasi. Tapi kalau ada yang belum terpenuhi kami minta untuk segera dipenuhi. Izin ke Pemerintah Kota juga gampang," paparnya.

Baca Juga: Jokowi Bagikan 'Hampers' Usai Salat Jumat di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo

Di lain pihak Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming memang memperbolehkan kompleks depan balai kota untuk seluruh kegiatan keagamaan dari kelompok manapun. Karena baginya balai kota adalah ruang untuk warga. Bisa digunakan oleh semua komunitas ataupun kelompok apapun.

"Kita dukung semua orang merayakan hari-hari besarnya. Semua boleh bikin acara di balai kota, membuat ornamen- ornamen, bukan kegiataan keagamaan saja, semua kegiatan. Semua dibiasakan untuk toleran," tandasnya.