Prabowo Subianto

Soal Isu Penculikan, Relawan Prabowo Tantang Ganjar Tangkap Pelaku

Ketua Umum Relawan Prabowo Mania 08, Imanuel Ebenezer menantang Ganjar Pranowo untuk mengungkap dugaan kasus penculikan yang menyeret nama Prabowo Subianto.

Ketua Relawan Jokowi Mania (Joman), Imanuel Ebenezer. (Foto: Detik.com)

apahabar.com, DEPOK - Ketua Umum Relawan Prabowo Mania 08, Imanuel Ebenezer menantang Ganjar Pranowo untuk mengungkap dugaan kasus penculikan yang menyeret nama Prabowo Subianto. Dia menantang Ganjar untuk membuat program yang menangkap para penculik di tahun 1998.

“Berani ngga disampaikan ke Mas Ganjar dan semua. Berani ngga program mereka untuk menangkap para penculik. Tanya ke mereka, ke Mas Ganjar dan yang berkontestasi di 2024,” katanya, Minggu (29/10).

Imanuel menuturkan, narasi mengenai pelanggaran hak azasi manusia (HAM) selalu ada ketika Prabowo maju dalam pemilihan presiden. Ditegaskan, hingga kini tidak ada bukti yuridis yang menyatakan Prabowo melakukan pelanggaran tersebut.

Baca Juga: Rapimnas Golkar: Gibran Resmi Jadi Bacawapres Prabowo Subianto

“Soal problem masa lalu terkait hukum itu tidak ada satupun keputusan hukum yang hari ini secara definitif terbukti. Artinya, tidak ada keputusan hukum terkait pelanggaran HAM. Yang ada saat itu adalah keputusan politik, bukan keputusan hukum. Jadi soal terkait pelanggaran HAM kita sudah tahu lah ini narasi hanya setiap Pak Prabowo nyapres,” bebernya.

Dia juga menantang Ganjar untuk membongkar peristiwa di 1998, termasuk membongkar aktor di balik peristiwa tersebut. Dia meminta jangan hanya sekedar membuat narasi namun tidak dibuktikan.

“Mas Ganjar saya tantang berani ngga Mas Ganjar akan mengungkit dan menangkap para pelaku dan aktor penculikan tahun 1998? Jadi jangan mereka membuat narasi. Berani ngga salah satu programnya tangkap para penculik,” tegasnya.

Dia membeberkan, selain peristiwa tahun 1998, ada juga peristiwa 27 Juli 1996 yang belum terungkap. Imanuel menantang untuk kasus itu dibongkar.

“Bukan hanya 1998, tahun 1996 juga ada kasus 27 Juli. Berani ngga mereka nangkap itu semua. Dua tahun sebelum 1998, ada kasus 27 Juli 1996, mereka berani ngga ungkap itu. Kita tantang, yang nantang itu Emanuel,” katanya.

Peristiwa 27 Juli 1996 kata dia juga sebagai peristiwa berdarah. Sehingga tidak ada alasan hanya membuat narasi peristiwa yang terjadi di tahun 1998 saja.

“Jadi jangan cuma buat narasi 1998 saja, sebelumnya ada 1996 27 Juli. Itu juga kasus berdarah,” pungkasnya.