Soal Bom di Istanbul, Kemlu RI Pastikan Tidak Ada Korban WNI

Soal tragedi ledakan bom di daerah Taksim, Istanbul, Turki, pada Minggu (13/11) kemarin. Kemlu RI pastikan tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban

apahabar.com, BANJARMASIN - Soal tragedi ledakan bom di daerah Taksim, Istanbul, Turki, pada Minggu (13/11) kemarin. Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) pastikan tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban.

Dilansir dari laman resmi Kemlu RI, sekurangnya ada enam orang meninggal dunia dan 53 orang luka akibat kejadian tersebut.

Berdasarkan database, jumlah WNI yang menetap di Istanbul sekitar 500 orang. Namun demikian, lokasi kejadian tersebut adalah salah satu tujuan favorit wisatawan asing, termasuk WNI yang melakukan perjalanan wisata ke Istanbul, Turki.

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Ankara dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Istanbul, saat ini berkomunikasi dan berkoordinasi dengan otoritas setempat, serta komunitas masyarakat Indonesia yang ada di sekitar lokasi.

"Masyarakat Indonesia di Istanbul dan sekitarnya diminta meningkatkan kewaspadaan dan menghindari tempat keramaian jika tidak ada keperluan mendesak. Dalam keadaan darurat agar segera menghubungi otoritas setempat dan Perwakilan RI," tulis Kemlu RI, Senin (14/11).

"Indonesia berharap mereka yg bertanggung jawab atas kejadian ini dapat segera ditangkap," sambung dari keterangan di laman resmi Kemlu RI.

Indonesia juga menghargai keputusan Presiden Erdogan untuk tetap menghadiri pertemuan G20 di Indonesia, ditengah kedukaan ini.

Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan istri menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada 15-16 November 2022 di Bali, Senin (14/11).

Erdogan didampingi menteri-menterinya seperti Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu, Menteri Pertahanan Nasional Hulusi Akar, Menteri Keuangan Nureddin Nebai, Menteri Pertanian dan Kehutanan Vahit Kirisci, Direktur Komunikasi kantor kepresidenan Turki Fahrettin Altun, juru bicara kepresidenan Ibrahim Kalin, lalu Kepala Presidensi Industri Pertahanan Ismail Demir dan juru bicara Partai Keadilan dan Pembangunan (AK Party) Omer Celik.